Luhut: COVID-19 Jadi Wake Up Call, Indonesia Pengimpor Obat Terbesar

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, pandemik COVID-19 memiliki dampak positif yakni menyadarkan Indonesia dari kekurangannya. Salah satu kekurangan itu adalah Indonesia masih menjadi pengimpor obat-obatan terbesar dengan industri yang terbatas.
"Ada sisi positif COVID-19 menjadi wake up call bahwa kita pengimpor obat besar, industri obat sangat terbatas," kata Luhut dalam webinar, Sabtu (25/7/2020).
1. Indonesia gerak cepat dengan menganggarkan Rp87,55 triliun untuk tangani COVID-19

Mengetahui kelemahan tersebut, Luhut mengatakan, Indonesia bergerak cepat atas perintah Presiden Joko Widodo. Ia memaparkan, pemerintah menganggarkan Rp87,55 triliun untuk sektor kesehatan dalam penanganan COVID-19.
Mulai dari belanja penangaan COVID, insentif tenaga medis, santunan kematian, bantuan iuran JKN, termasuk insentif perpajakkan di bidang kesehatan.
2. Indonesia kembangkan berbagai vaksin bersama negara lain

Selain itu, Indonesia juga kini tengah mengembangkan sejumlah vaksin COVID-19 bersama negara lain seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan Norwegia.
"(Mereka mau) karena Indonesia dianggap prospektif dengan market yang besar," ujar Luhut.
3. Berbagai jenis vaksin siap uji klinis tahap selanjutnya

Bio Farma bekerja sama dengan perusahaan Tiongkok, Sinovac Biotech, untuk mengembangkan vaksin COVID-19 dan siap diuji klinis tahap ketiga pada Agustus 2020.
Penelitian vaksin juga dilakukan PT Kalbe Farma Tbk berkolaborasi dengan perusahaan Genexine asal Korea Selatan, yang siap uji klinis tahap dua vaksin COVID-19 di Indonesia pada September atau Oktober mendatang.
Selain Sinovac dan Genexine, Indonesia juga menggandeng Koalisi Inovasi untuk Persiapan Pandemik (CEPI) yang berkantor pusat di Norwegia.