Mau Impor 2 Juta Sapi, Pemerintah Klaim Tak Rogoh APBN

- Pemerintah menargetkan impor sapi sebanyak 2 juta ekor dalam 5 tahun ke depan, tanpa menggunakan APBN
- Upaya ini melibatkan sektor swasta untuk berinvestasi dalam pengadaan sapi, dengan 160 perusahaan yang sudah berkomitmen
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono menyatakan pemerintah menargetkan impor sapi dengan total 2 juta ekor dalam lima tahun ke depan, terdiri dari sapi perah dan sapi potong.
"Kita ingin mendatangkan jumlahnya besar, jumlahnya kita ingin dalam 5 tahun ini minimal ada 1,2 juta sapi perah, 800 ribu potong," kata dia kepada jurnalis, dikutip Sabtu (18/1/2025).
1. Impor sapi tak pakai anggaran negara tapi swasta

Pemerintah akan mendatangkan sapi ke Indonesia tanpa menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Sebagai gantinya, pemerintah mengundang sektor swasta untuk berinvestasi dalam pengadaan sapi tersebut.
"Kita mau mendatangkan sapi, nggak pakai APBN, tapi kita mengundang private sector untuk berinvestasi sapi itu di Indonesia," paparnya.
Upaya tersebut telah diinisiasi sejak tahun lalu, dan peraturan pemerintah (PP) terkait diharapkan segera diterbitkan, sehingga memungkinkan impor sapi dari negara-negara dengan populasi sapi besar, seperti Brasil.
"Ada 160 sekian perusahaan yang sudah komitmen," ujar Sudaryono.
2. Tahun ini ditargetkan impor sapi sebanyak 200 ekor

Dia menyatakan, Indonesia akan mengimpor sapi untuk memenuhi kebutuhan nasional, karena populasi sapi dalam negeri saat ini tidak mencukupi permintaan daging dan susu.
Namun, dia menegaskan pemerintah tidak akan melakukan impor langsung, melainkan membuka peluang bagi sektor swasta untuk berinvestasi dalam pengadaan sapi tersebut. Pemerintah akan membantu dalam hal perizinan dan penyediaan lokasi peternakan.
"Insyaallah tahun ini kita target (impor sapi) 200 ribu," sebut Sudaryono.
3. Masyarakat lokal dipastikan akan diberdayakan
Sudaryono mengatakan, impor sapi akan dilakukan oleh sektor swasta, termasuk perorangan, perusahaan, dan koperasi. Dia menegaskan sapi yang didatangkan akan melibatkan pemberdayaan masyarakat lokal.
Menurutnya, tanpa program makan bergizi gratis (MBG) yang sekarang sudah berjalan pun, Indonesia masih mengimpor sekitar 80 persen kebutuhan susu.
Untuk mengurangi ketergantungan impor, diperlukan upaya mendatangkan indukan sapi ke Indonesia karena mengandalkan pertumbuhan populasi sapi lokal saja dinilai tidak cukup cepat.
"Jadi, mau gak mau ada di apa itu istilahnya mendatangkan sapi luar negeri ke Indonesia," ucapnya.