Melihat Peran Danantara dalam Mendorong Ekonomi Digital RI

- Pemerintah memproyeksi nilai ekonomi digital Indonesia bakal mencapai 360 miliar dolar AS atau melampaui Rp6 ribu triliun (kurs Rp16.695 per dolar AS) pada 2030.
- Pada 2024, nilai ekonomi digital Indonesia baru mencapai mencapai 90 miliar dolar AS atau sekitar Rp1.502 triliun.
- Salah satu upaya mendongkrak perekonomian digital, pemerintah terus memperluas jangkauan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Jakarta, IDN Times - Pemerintah memproyeksi nilai ekonomi digital Indonesia bakal mencapai 360 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau melampaui Rp6 ribu triliun (kurs Rp16.695 per dolar AS) pada 2030. Pada 2024, nilai ekonomi digital Indonesia baru mencapai mencapai 90 miliar dolar AS atau sekitar Rp1.502 triliun.
Salah satu upaya mendongkrak perekonomian digital, pemerintah terus memperluas jangkauan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Terbukti kini, penggunaan QRIS meluas dengan cepat, di mana hingga semester I-2025 jumlah penggunanya mencapai 57 juta.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), 39,3 juta di antaranya merupakan merchant yang didominasi pelaku UMKM sebesar 93,16 persen.
1. Transformasi digital masuk fokus Danantara

Di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Badan Pengelola Investasi (BPI) hadir untuk mengoptimalkan peran BUMN, dan memberikan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia. Di sisi lain, transformasi digital untuk mendorong perekonomian digital juga menjadi fokus Danantara.
“Mandat kami jelas: menghadirkan imbal hasil yang sehat bagi negara, sambil memastikan setiap investasi memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia dan mendorong transformasi nasional,” kata CEO Danantara, Rosan Roeslani dikutip dari keterangan resmi, Senin (8/12/2025).
2. Dorong investasi strategis jangka panjang

Pada peta jalan investasi Danantara Investment Management (DIM) 2026, badan itu dirancang untuk menjalankan mandat ganda; menghasilkan imbal hasil berkelanjutan sekaligus memberikan dampak ekonomi nasional.
Pendekatannya dilakukan dengan memadukan investasi strategis jangka panjang dengan investasi privat dan publik yang memberikan arus kas lebih stabil.
3. Tak hanya mengandalkan APBN

Dengan Danantara, diharapkan transformasi digital tak bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Badan itu diharapkan bisa memberikan model pendanaan yang fleksibel dan profesional, tanpa ketergantungan pada modal asing, sehingga mendongkrak pertumbuhan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat.

















