Menkeu Proyeksikan Kinerja Ekonomi Global Melambat hingga 2026

- Menteri Keuangan memperkirakan kinerja ekonomi global akan stagnan hingga 2026.
- Harga komoditas yang terus melemah dan fluktuatif menjadi tantangan utama bagi Indonesia.
- Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga yang masih kuat.
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan kinerja perekonomian global masih akan mengalami pelemahan atau stagnasi hingga tahun 2026. Hal ini masih akan terjadi hingga dunia menemui keseimbangan baru dalam hubungan geopolitik yang stabil dan diterima secara politik serta diterapkan.
"Saya kira kinerja ekonomi global pada tahun 2025 akan relatif melemah atau stagnan, dan itu akan terus berlanjut hingga tahun 2026," ujar Sri Mulyani dalam acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2025, Selasa (11/2/2025).
1. Harga komoditas masih relatif melemah dan fluktuatif

Ia menegaskan, kondisi tersebut menuntut para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, untuk tetap berpikiran terbuka dan waspada terhadap arah ekonomi global serta kebijakan yang diambil.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah harga komoditas yang terus melemah dan mengalami fluktuasi. Hal ini pada akhirnya, juga berdampak pada ekonomi nasional.
"Harga komoditas terus relatif melemah dan juga fluktuatif, dan ini pasti juga berdampak pada ekonomi Indonesia karena kita juga masih bergantung pada sumber daya alam dan komoditas," katanya.
2. Tantangan berat karena harga komoditas bergejolak

Di sisi lain, Menkeu mengungkapkan, 2024 adlaah tahun yang berat bagi pemerintah karena munculnya tantangan ekonomi global. Kondisi tersebut akibat gejolak harga komoditas yang menyebabkan adanya disrupsi rantai pasok serta ketegangan geopolitik yang berkepanjangan.
Meski demikian, ia memastikan pemerintah tetap fokus menjaga stabilitas inflasi dan daya beli masyarakat. Hal itu dilakukan melalui kebijakan fiskal yang hati-hati dan strategi ekonomi yang adaptif.
"Dan kemudian saya akan membahas tentang strategi pertumbuhan, terutama berdasarkan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam hal prioritas program dan keputusan dalam mengelola dan menggunakan alat fiskal sebagai instrumen yang efektif dan efisien untuk terus mencapai tujuan kita," ungkapnya.
3. Alasan pertumbuhan ekonomi tahun lalu tak capai target

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,03 persen untuk sepanjang tahun 2024, meleset dari target yang dicanangkan pemerintah, yaitu sebesar 5,2 persen. Bendahara Negara menjelaskan pertumbuhan ekonomi yang melambat di tahun lalu itu disebabkan oleh kinerja ekspor yang melemah pada semester kedua pada 2024.
"Ekspor melemah pada semester kedua tahun lalu, sementara impor relatif pulih," ujar Sri Mulyani.
Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2024 sangat dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga. Konsumsi, menurutnya, masih menopang pertumbuhan ekonomi pada 2024.
"Permintaan dalam negeri, alhamdulillah, masih tetap kuat dan hal ini menjadi salah satu faktor di mana kebijakan fiskal memegang peranan yang sangat penting dan signifikan untuk menahan tekanan, melawan siklus dan melindungi khususnya masyarakat miskin dan rentan," ujarnya.