Menko Airlangga Sebut Banjir EV Buat Harga Mobil di Indonesia Turun

- Mobil listrik menyebabkan harga mobil turun hingga Rp175 juta
- Penjualan mobil konvensional stabil, sementara mobil listrik mengalami lonjakan signifikan
- Pemerintah fokus pada penguatan rantai nilai lokal dan pengembangan infrastruktur pengisian kendaraan listrik
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan harga mobil di Indonesia cenderung turun sejak hadirnya mobil listrik dalam jumlah besar di pasaran.
Airlangga menjelaskan, penjualan mobil konvensional relatif stabil, sementara mobil listrik mengalami lonjakan signifikan.
Bahkan, penjualan sepeda motor (listrik) juga tumbuh 8,44 persen secara tahunan (yoy) pada Oktober 2025.
“Penjualan mobil listrik naik 18,27 persen. Jadi terjadi shifting dari mobil bensin ke mobil listrik,” ujar Airlangga dalam Rapimnas Kadin 2025 di Jakarta Pusat, Senin (1/12/2025).
1. Harga mobil listrik ada yang dibanderol Rp175-190 juta

Ia menambahkan harga rata-rata mobil saat ini berada di kisaran Rp300 juta. Hal ini diketahuinya saat menghadiri pameran otomotif Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025) di ICE BSD, Tangerang.
“Di pameran kemarin, harga rata-rata mobil sekitar Rp300 juta, bahkan ada yang dibanderol Rp175 juta hingga Rp190 juta,” tambahnya.
2. Kendaraan listrik pacu ekosistem persaingan di pasar otomotif

Airlangga menilai kehadiran kendaraan listrik (EV) meningkatkan persaingan di pasar otomotif, yang pada akhirnya menekan harga mobil konvensional.
Ia menyebut kondisi ini sebagai sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Ke depan, kita didorong oleh tailwind. Risikonya lebih banyak bersifat upside risk daripada downside risk,” katanya.
3. Belum ada usulan insentif otomotif untuk tahun depan

Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto, mengatakan hingga saat ini belum ada usulan resmi terkait insentif otomotif untuk tahun 2026 yang diterima dari kementerian/lembaga (K/L) pembina sektor.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa Kemenko Perekonomian tetap membuka ruang pembahasan apabila terdapat usulan baru.
“Saat ini kami belum melakukan pembahasan dan belum menerima usulan insentif dari kementerian/lembaga pembina sektor,” kata Haryo dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Senin (1/12/2025).
Haryo menjelaskan, arah kebijakan pemerintah ke depan untuk industri otomotif akan difokuskan pada beberapa hal, antara lain penguatan rantai nilai lokal, peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), pengembangan infrastruktur pengisian kendaraan listrik, serta dukungan untuk memastikan adanya alih teknologi dan peningkatan kapasitas produksi nasional.
Dengan pendekatan tersebut, pemerintah tetap berkomitmen menjaga sektor otomotif sebagai salah satu pilar penting industri manufaktur Indonesia.
Menurut Haryo, pembahasan mengenai insentif otomotif tahun 2026 perlu mempertimbangkan perkembangan terbaru di industri nasional.










.jpg)







