Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

OJK Sebut Prospek Bisnis Bank Emas Makin Cerah, Ini Faktornya

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Intinya sih...
  • Usaha bullion bank dapat memaksimalkan nilai tambah dari sumber daya emas di Indonesia hingga Rp30-50 triliun.
  • Pengembangan usaha bullion memberikan keuntungan bagi pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, dan Lembaga Jasa Keuangan (LJK).

Jakarta, IDN Times - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan, prospek bisnis bullion bank atau bank emas ke depannya diperkirakan semakin baik.

Berdasarkan hasil penelitian OJK, usaha bullion dapat memaksimalkan nilai tambah dari sumber daya emas yang ada di Indonesia, baik emas hasil tambang maupun stok emas yang dimiliki masyarakat.

"Usaha bullion bank dapat berpotensi meningkatkan konsumsi emas ritel yang akan memacu peningkatan industri emas dan keseluruhan bisnis dalam ekosistem emas yang mewadahi, dengan tambahan value added (nilai tambah) hingga sebesar Rp30-50 triliun," ujar Dian dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (23/2/2025).

1. Ada beragam potensi besar dari bank emas

Ilustrasi Emas (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Dian,  potensi bank emas akan sangat besar didukung dengan ekosistem pengembangan usaha bullion bank yang ada saat ini, antara lain produsen, refiner, manufacturer, wholesales, dan retailers, serta masyarakat yang menjadikan logam mulia sebagai sarana investasi dan pengembangan bisnis.

Pengembangan usaha bullion akan memberikan keuntungan bagi sejumlah pihak, yaitu pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha, serta Lembaga Jasa Keuangan (LJK).

2. Kinerja BSI ditopang oleh bisnis emas

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memiliki layanan produk emas. (dok. BSI)

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait penyelenggaraan kegiatan usaha bullion bank kepada perseroan pada Rabu, 12 Februari 2025.

Kegiatan usaha bullion bank diatur dalam POJK Nomor 17 Tahun 2024 yang merupakan kegiatan usaha yang berkaitan dengan emas yang dilakukan oleh lembaga jasa keuangan. OJK memberikan arahan kepada BSI dalam pelaksanaan produk baru tersebut, wajib dilakukan paling lambat enam bulan sejak tanggal dikeluarkannya surat izin. 

Direktur Keuangan dan Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan, pertumbuhan BSI saat ini salah satunya didorong oleh bisnis emas. Bahkan, bisnis emas di BSI dapat dikatakan sebagai new game changer.

“Jadi produk konsumer seperti emas itu memang tumbuh signifikan di BSI. Bahkan, untuk 2025 kami lebih optimistis lagi karena saat ini BSI secara resmi sudah mendapatkan license menjadi bullion bank,” kata Cahyo.

Oleh karena itu, Cahyo menuturkan, perseroan bersyukur bisa menjadi salah satu yang dipilih oleh pemerintah menjadi bank emas pertama di Tanah Air.

“Ini menjadikan cikal bakal dari pada pertumbuhan ekosistem bisnis emas yang lebih lengkap,” ujarnya.

Apalagi, kata Cahyo, selama ini BSI kerap memperkuat kerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam. Selain itu, pada akhir November tahun lalu, perseroan menempuh langkah strategis untuk memberikan solusi investasi yang aman terpercaya dan mendorong pendalaman sektor keuangan syariah melalui industri emas melalui kerja sama dengan PT Hartadinata Abadi Tbk.

Melalui kerja sama tersebut, perseroan meluncurkan BSI Gold. Produk tersebut merupakan logam emas batangan eksklusif berlogo BSI dengan karatase 99,99 persen yang memiliki standar SNI, dan telah memperoleh rekomendasi Kesesuaian Syariah dari MUI yang dapat dimiliki masyarakat melalui produk BSI Cicil Emas.

3. Bisnis emas BSI naik 78,18 persen di 2024

ilustrasi pelayanan di kantor cabang BSI (dok. BSI)

Sementara, terkait bisnis logam mulia, BSI menunjukkan kinerja yang sangat positif sepanjang 2024. Bahkan, bisnis BSI tersebut terdorong oleh antusiasme nasabah kaum muda yang tinggi dalam berinvestasi emas.

Bisnis emas perseroan tercatat naik 78,18 persen secara tahunan. Di mana produk cicil emas menjadi primadona dengan lonjakan pembiayaan sebesar 177,42 persen secara yoy ke angka Rp6,4 triliun. Selain cicil emas, bisnis gadai emas BSI juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Pertumbuhannya mencapai sekitar 31,3 persen secara tahunan ke angka Rp6,4 triliun pada 2024. Adapun kualitas pembiayaan bisnis emas ini pun sangat sehat dengan NPF nyaris 0 persen. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us