Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pasar Panik AS Mau Serang Iran, Rupiah Terkapar ke Rp16.406

ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)
ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Nilai tukar rupiah ditutup melemah tajam ke level Rp16.406 per dolar AS pada Kamis (19/6/2025), turun 93,5 poin atau 0,57 persen dari hari sebelumnya.
  • Pelemahan rupiah dipicu kepanikan pasar atas kemungkinan serangan militer AS ke Iran, yang dilaporkan sedang dipertimbangkan oleh Presiden Donald Trump.
  • Sikap Federal Reserve yang mempertahankan suku bunga tinggi dan memperkirakan pelonggaran yang lambat turut menekan rupiah.
  • Rupiah diperkirakan masih akan melemah pada perdagangan Jumat (20/6/2025), bergerak dalam kisaran Rp16.400 hingga Rp16.460 per dolar AS.

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah ditutup melemah tajam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan Kamis (19/6/2025). Rupiah ditutup di level Rp16.406 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda melemah 93,5 poin atau 0,57 persen dibanding penutupan sebelumnya di Rp16.312,5. Pelemahan tersebut mencerminkan tekanan eksternal yang masih kuat terhadap rupiah.

1. Pasar cemas ketegangan meningkat jika AS serang Iran

Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi menyebut pelemahan rupiah turut dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap perkembangan geopolitik terbaru di Timur Tengah. Apalagi sejumlah pejabat senior AS dilaporkan tengah mempersiapkan serangan potensial terhadap Iran dalam beberapa hari ke depan.

Ibrahim menjelaskan langkah tersebut menandai kemungkinan keterlibatan langsung Washington dalam konflik Israel-Iran. Meski belum ada keputusan final, beberapa sumber menyebut akhir pekan sebagai waktu yang paling mungkin untuk aksi militer.

"Laporan Wall Street Journal sebelumnya mengatakan bahwa Presiden Trump memberi tahu para pembantu seniornya pada Selasa malam bahwa dia telah menyetujui rencana untuk menyerang Iran tetapi menghentikan tindakan tersebut untuk melihat apakah Teheran akan mundur dari ambisi nuklirnya," ujarnya.

2. Sikap The Fed juga menjadi sentimen negatif buat rupiah

Keputusan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) juga memberi tekanan terhadap rupiah. The Fed memutuskan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25 hingga 4,50 persen dan masih memproyeksikan dua kali penurunan suku bunga seperempat poin di akhir tahun.

"Ketua Jerome Powell menekankan bahwa inflasi harga barang kemungkinan akan meningkat musim panas ini karena tarif yang baru-baru ini diberlakukan oleh Presiden Trump mulai melewati rantai pasokan ke konsumen," tuturnya.

Powell juga menyampaikan arah pelonggaran moneter akan lebih lambat dari sebelumnya, dengan proyeksi suku bunga naik menjadi 3,6 persen pada 2026 dan 3,4 persen pada 2027.

3. Rupiah diprediksi lanjut melemah di perdagangan Jumat

Ibrahim menyebut rupiah ditutup melemah 93 poin ke level Rp16.406 per dolar AS pada perdagangan sore, setelah sempat menyentuh pelemahan hingga 100 poin dari penutupan sebelumnya di Rp16.312.

Untuk perdagangan Jumat (20/6/2025), dia memperkirakan rupiah masih akan bergerak fluktuatif dan cenderung melemah dalam kisaran Rp16.400 hingga Rp16.460 per dolar AS.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us