Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PDIP Minta Beban Whoosh Tak Ganggu Operasional Kereta Nasional

Logo Kereta Cepat Jakarta-Bandung. (IDN Times/Trio Hamdani)
Logo Kereta Cepat Jakarta-Bandung. (IDN Times/Trio Hamdani)
Intinya sih...
  • Whoosh masih bayar bunga utang, belum ke pokok
  • Pemerintah harus ikut hadir menyelesaikan masalah Whoosh
  • Danantara restrukturisasi utang Whoosh
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Darmadi Durianto, berharap beban utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh tidak membenani operasional kereta api secara nasional. Menurutnya, ada ratusan juta orang tergantung pada moda transportasi kereta api.

"Bisa dibayangkan kalau kereta api berhenti beroperasi, bisa dibayangkan akan terjadi masalah besar nasional di Indonesia. Karena 500-an juta orang tergantung sama kereta api setiap tahun,” kata Darmadi dalam keterangannya, dikutip Jumat (24/10/2025).

1. Whoosh masih bayar bunga utang, belum ke pokok

Ilustrasi utang (IDN Times/Nathan Manaloe)
Ilustrasi utang (IDN Times/Nathan Manaloe)

Darmadi mengatakan, saat ini Whoosh masih membayar bunga utang, belum kepada pokok utangnya. Oleh karena itu, masih butuh waktu lama utang tersebut lunas.

"Dia baru bayar bunga nih, belum bayar cicilan pokok. Kalau kemudian dia bayar cicilan pokok, maka udah hampir dipastikan di bom waktu, seperti yang dikatakan direktur utama kereta api,” ucap dia.

2. Pemerintah harus ikut hadir menyelesaikan masalah Whoosh

Depo Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh. (IDN Times/Yogi Pasha)
Depo Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh. (IDN Times/Yogi Pasha)

Dalam kesempatan itu, Darmadi meminta pemerintah ikut hadir dalam menyelesaikan masalah Whoosh.

“(Sebanyak) 1,5 juta penumpang setiap hari yang harus dilayani. Inilah kenapa pemerintah harus hadir sesuai dengan konstitusi kita untuk menyelesaikan ini,” ujar dia.

Darmadi kemudian mendorong pemerintah untuk melobi China, agar bisa meringankan bunga dan penundaan pembayaran utang proyek Whoosh.

“Bagaimana caranya? Ini yang saya pikirkan, yang sudah pasti tidak bisa harus strukturisasi. Harus mengaju ke China, CDB, untuk bilis turun. Karena pinjamannya Rp90 triliun. Dari investasi sekitar Ro120 triliun, 75 persennya 90 triliun,” ucap dia.

3. Danantara restrukturisasi utang Whoosh

PHOTO-2025-09-29-17-53-54.jpeg
Plt Menteri BUMN sekaligus Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Sebelumnya, Chief Operation Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menanggapi isu soal Indonesia dan China yang sepakat untuk merestrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh hingga 60 tahun.

Menurut Dony, akan dibentuk tim khusus untuk menyelesaikan proses restrukturisasi tersebut. Tim ini akan melibatkan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan.

“Nanti akan ada tim, nanti dengan Pak Luhut. Kalau kami (Danantara) lebih ke sisi korporasi. Kami terus bernegosiasi,” ujar Dony di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Kamis (23/10/2025).

Ia menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir soal utang kereta cepat karena keberadaan Whoosh telah memberikan banyak manfaat, terutama dalam sektor transportasi.

Share
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us

Latest in Business

See More

Mengenal Ko-Asuransi Pertanian, Pembayaran Klaim Lebih Cepat

24 Okt 2025, 12:07 WIBBusiness