Pedagang Pasar Ngeluh, Stok MinyaKita Makin Langka!

Jakarta, IDN Times - Sejumlah pedagang di Pasar Cempaka Putih, Jakarta Pusat mengeluhkan sulitnya mendapatkan stok MinyaKita. Salah satu pedagang bernama Wati (61) mengatakan kelangkaan stok menyebabkan harganya terus naik.
“MinyaKita lagi susah, sekarang juga saya belanjanya Rp15 ribu lebih per liter. Sudah 2 bulanan ini suka susah,” kata Wati saat ditemui IDN Times, Minggu (28/7/2024).
1. Pedagang harus membeli dengan sistem bundle

Pedagang lainnya di Pasar Cempaka Putih Barat yang bernama Suharti (56) mengatakan, selain stoknya mulai langka, distributor juga menjualnya dengan sistem bundle, alias harus disertai pembelian minyak goreng premium.
“Biasanya saya kan ambil enam (kemasan) atau satu lusin (12 kemasan). Kadang harganya dikawinin, dengan Filma, dengan Bimoli, kan yang lain itu kurang laku. Kemarin ada yang ambil MinyaKita, 2 dus harus sama Filma 1 dus,” ucap Suharti.
2. Pedagang tak bisa jual sesuai HET

Suharti mengatakan, pedagang pasar menjual MinyaKita seharga Rp16 ribu per liter. Dia mengatakan, produk tersebut tak bisa dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp15.700 per liter. Sebab, harga beli dari distributor sudah tinggi.
“Saya jualnya Rp16 ribu, itu untungnya gak ada Rp1.000. Kadang masih saja ada yang nawar,” ucap Suharti.
3. Pedagang ngeluh keterangan HET belum diganti di kemasan MinyaKita

Lebih lanjut, Suharti mengatakan dirinya mendapat MinyaKita dengan kemasan yang disertai keterangan HET Rp14 ribu per liter di saat HET sudah naik Rp15.700 per liter. Dia pun meminta pemerintah memperhatikan masalah penulisan HET dengan adanya ketetapan baru.
“Dipatok HET Rp14 ribu sedangkan dari sana (distributor) sudah Rp15 ribu lebih. Yang beli jadinya suka nanya ini (keterangan di kemasan) Rp14 ribu (HET per liter),” ujar Suharti.