Pengakuan Mantan Klien Jouska: Portofolioku Anjlok hingga 70 Persen

Jakarta, IDN Times - Tagar #Jouska menjadi trending di linimasa Twitter sejak muncul pemberitaan pengakuan klien yang merasa ditipu oleh Jouska.
Hingga pukul 21.00 WIB, tagar tersebut menempati urutan ke-8 dengan jumlah 4.777 tweet. Dari pemberitaan tersebut, satu per satu warganet yang mengaku pernah menjadi klien Jouska bersuara. Seperti apa?
1. Jouska disebut mengelola dana sebesar Rp65 juta

Salah satu akun Twitter, @yakobus_alvin, mengaku sebagai salah satu klien Jouska pada 2018-2019. Ia membagikan data portofolio saham yang dikelola oleh Jouska. Alvin mengatakan, total dana aset yang dikelola sebanyak Rp65 juta.
"Dana Rp65 juta waktu itu sebagai dokter internship yang baru beres itu gede banget. Ya gaji bulanan cuma Rp3,1 juta sebulan dari pemerintah. Foto saya ambil Oktober 2019 ya. Jauh dari corona. IHSG masih sangat sehat dan di atas 6.000," ungkap Alvin dikutip IDN Times, Selasa (21/7/2020).
2. Alvin meminta bantuan karena masih awam dengan dunia saham

Sebagai seorang yang awam dengan dunia saham, ia ingin berinvestasi dibantu orang yang ahli. Alvin lantas dipilihkan saham dan asuransi kesehatan. Ia membayar untuk asuransi sebanyak Rp5,2 juta. Sementara, produk kedua berupa manajemen aset di saham. Jouska menggandeng Amarta Investa sebagai pihak ketiga.
"Jadi intinya saya transfer sejumlah uang secara rutin dan Amarta Investa ini yang handle porto saya. Pembagian keuntungan ada dijelaskan di kontrak ya. Waktu itu sama sekali saya gak paham saham. Bahkan gunain apps transaksinya aja gak paham," kata Alvin.
3. Portofolio minus 70 persen menjelang pernikahan

Selama itu, Alvin hanya menyetor sejumlah uang tanpa memantau perkembangan portofolionya. Ia hanya menerima notifikasi di email setiap kali ada transaksi.
"Sampai suatu saat saya mau pakai buat kebutuhan nikah. Luar biasa kaget lihat porto yang merah semua dan duit minus 70 persen," katanya.
Alvin pun baru tersadar Amarta Investa belum terdaftar di OJK saat mengelola dana klien. Ia merasa itu sebagai sebuah pelanggaran.
"Lha aplikasi-aplikasi pinjaman yang kalau nagih lewat sosmed aja banyak yang terdaftar kok. Masa sekelas Jouska gak?" Alvin mempertanyakan.
4. Jouska terindikasi menempatkan dana klien di saham gorengan

Dalam portofolio yang Alvin miliki, Jouska dan Amarta mengalokasikan dananya di 3 emiten terakhir, yaitu HMSP (Sampoerna) big cap, perusahaan sehat LUCK (SentraMitra), dan perusahaan SMBR (Semen Baturaja). Perusahaan semen itu masuk kategori lapis kedua dengan market cap Rp3 triliun.
"Yang jadi masalah adalah LUCK ini. Di beberapa poin mereka mengelak bahwa ini bukan perusahaan gorengan. Alokasi dana pun gak main-main, lebih dari 50 persen. Jika kita bertanya pada profesional investor, tidak ada satu pun yang berani investasi di saham IPO. Kenapa? Terlalu fluktuatif," katanya.
5. Sebanyak 70 persen dana Alvin dimasukkan ke saham yang baru IPO

Pada awal 2019, Alvin diundang di investor LUCK ini saat akan IPO. Rata-rata undangan adalah klien Jouska. Sesuai dugaannya, 70 persen dana tabungan Alvin dimasukkan ke saham IPO yang bahkan laporan keuangan pun belum jelas.
"Saya ingat betul waktu itu sempat tanya 'apa boleh saya yang kendalikan atau semua murni hanya Jouska yang kendalikan?' Saya sudah ngerasa sebenarnya kok aneh ya klien gak punya kontrol," kata dia.
Alvin pun menjamin semua yang ia ungkap bisa dipertanggung jawabkan keasliannya. Ia pun mengimbau bagi pemula di dunia investasi jangan berharap dapat uang banyak dalam waktu singkat.
"Upayakan belajar semua sendiri dan kedua jangan tergiur sama nama besar buat investasi," pesannya.
IDN Times telah mencoba mengonfirmasi ke Founder Jouska, Aakar Abyasa, terkait hal ini, namun belum direspons.