Pengalaman Buruk Korupsi Jiwasraya Bikin Publik Skeptis pada Danantara

- Publik skeptis terhadap Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara karena banyak kasus korupsi besar di BUMN dalam 10 tahun terakhir.
- Kasus korupsi Jiwasraya sangat menyakitkan karena banyak guru menaruh uang untuk masa depan yang akhirnya hilang saat perusahaan kolaps.
Jakarta, IDN Times - Ekonom Senior Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menilai wajar skeptisnya publik terhadap kemunculan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara atau Danantara. Sebab, publik kerap disajikan dengan kasus korupsi di BUMN dengan nilai yang besar dalam beberapa waktu terakhir.
"Dalam 10 tahun terakhir, rakyat Indonesia dibombardir dengan begitu banyak kasus korupsi yang angkanya luar biasa besar, dari mulai Asabri, Jiwasraya, Pertamina yang baru saja, (PT) Timah, kemudian yang lain-lain," ujarnya dalam diskusi LP3S bersama Universitas Paramadina yang ditayangkan di Youtube, Sabtu (1/3/2025).
1. Jiwasraya adalah contoh menyakitkan

Wijayanto mengatakan, contoh kasus yang paling meyakitkan adalah kasus korupsi di Jiwasraya. Sebab, banyak masyarakat, khususnya guru yang menempatkan uangnya di Jiwasraya untuk masa depan.
"Banyak di antaranya guru menaruh uang di Jiwasraya untuk pensiun masa depan. Menaruh di Jiwasraya karena milik pemerintah yang pegang kendali orang-orang pemerintah juga di komisaris dan di direksi, tapi ternyata hilang juga," ujarnya.
2. Danantara diharapkan tak bernasib seperti Jiwasraya

Ketika produk Jiwasraya diluncurkan dulu, Wijayanto menilai semua pihak optimistis seperti yang terjadi pada Danantara saat ini. Namun, pada kahirnya Jiwasraya kolaps.
"Kita tidak ingin hal yang sama berakhir dengan kolaps," ujarnya.
3. Peluncuran Danantara direspons negatif oleh pasar

Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan BPI Danantara pada Senin, 24 Februari 2025. Danantara yang bertugas mengelola dividen BUMN bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Badan itu turut diawasi oleh Dewan Pengawas. Dalam operasionalnya, Danantara dipimpin oleh Badan Pelaksana. Ada juga Dewan Penasihat yang ditunjuk langsung oleh Presiden.
Namun, peluncuran Danantara direspons negatif oleh pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari peluncuran Danantara terkoreksi cukup dalam.
Berdasarkan data RTI, IHSG pada hari itu terpuruk di zona merah pada akhir perdagangan hari ini atau melemah 53,4 poin (-0,78 persen) ke level 6.749,60.