Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pengusaha Menjerit, Gegara PSBB Warga Jakarta Beralih ke Mal Bekasi

Ilustrasi mal, pusat perbelanjaan (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Ilustrasi mal, pusat perbelanjaan (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Jakarta, IDN Times - Director Retailer Services The Nielsen Company Indonesia Yongky Susilo mengatakan pengunjung mal di Jakarta kini beralih ke mal di daerah penunjang Jakarta seperti Tangerang dan Bekasi karena pemberlakuan PSBB Jakarta. Hal itu berdasarkan laporan Lotte Shopping Avenue yang mengatakan adanya kenaikan pengunjung pada akhir pekan.

"Pembelanja dan juga yang ingin makan di luar pada lari ke pinggir, mungkin Tangerang atau Bekasi. Nah ini nggak fair di sana katanya, untuk pebisnis di Jakarta," kata Yongky dalam webinar, Senin (28/9/2020).

1. Pastikan protokol kesehatan tetap terjaga

Suasana mall Senayan City, Jakarta pada Senin (14/9/2020) (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Suasana mall Senayan City, Jakarta pada Senin (14/9/2020) (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah memastikan ramainya pusat perbelanjaan di luar Jakarta tetap diimbangi dengan protokol kesehatan.

"Intinya yang sudah melakukan protokol kesehatan harus diberikan privilege atau kesempatan untuk tetap bisa berusaha. Tetapi yang belum harus bisa diperbaiki," kata Budi.

Ia berharap dengan adanya lonjakan tersebut tidak membuat mal ditutup. "Karena kita sudah investasi, jangan sampai sudah betul (protokol kesehatan), sudah ketat masih harus ditutup," ucapnya.

2. Ritel rugi hingga Rp200 triliun

Ilustrasi Mal Jakarta (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Ilustrasi Mal Jakarta (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Budi mengatakan pengusaha ritel merugi hingga Rp200 triliun akibat pandemik COVID-19 dan kebijakan PSBB yang dilakukan pemerintah.

"Kalau angka, kami itu setahun sekitar Rp400 triliun. Kalau pun hanya 50 persen (yang operasional) ya omzetnya turun Rp200 triliun, ya kerugiannya di situ. Tapi kan biayanya gak bisa utuh," kata Budi.

3. Faktor kunjungan yang menurun dan kekhawatiran masyarakat

Suasana foodcourt yang ada di Mal era new normal (IDN Times/Athif Aiman)
Suasana foodcourt yang ada di Mal era new normal (IDN Times/Athif Aiman)

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja melaporkan penurunan omzet terjadi karena kunjungan yang turun drastis. Masyarakat masih khawatir dengan virus corona. Kedua adalah faktor merosotnya daya beli masyarakat.

"Khusus DKI, pada saat ini ditambah dua faktor lagi yakni pembatasan di mana-mana. Ditambah lagi restoran dan kafe tidak boleh melayani makan di tempat," kata Alphonzus.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
Bayu Aditya Suryanto
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us