Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pertamina Cetak Laba Bersih Rp62 Triliun di 2023

Kantor pusat PT Pertamina (Persero). (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Kantor pusat PT Pertamina (Persero). (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Intinya sih...
  • Pertamina meningkatkan profitabilitas perusahaan sebesar 17 persen pada 2023.
  • Laba bersih entitas induk naik dari 3,81 miliar dolar AS pada 2022 menjadi 4,44 miliar dolar AS atau setara dengan Rp62 triliun pada 2023.
  • Produksi minyak dan gas (migas) meningkat sebesar 8 persen menjadi 1.000.044 barel per hari, intake kilang naik 2 persen menjadi 341 juta barel minyak per hari, dan sales volume juga meningkat 2 persen menjadi 100 juta kiloliter.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) berhasil meningkatkan profitabilitas perusahaan sebesar 17 persen pada 2023, di tengah tantangan global.

Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini mengumumkan laba bersih entitas induk naik dari 3,81 miliar dolar AS pada 2022 menjadi 4,44 miliar dolar AS atau setara dengan Rp62 triliun pada 2023. Sementara itu, laba total perusahaan mencapai sekitar Rp72 triliun.

“Kita berhasil membukakan laba bersih meningkat dari tahun 2022 itu sebesar 3,81 miliar dolar AS menjadi 4,44 miliar dolar AS atau ekuivalen sebesar Rp62 triliun. Kalau laba total sebetulnya sekitar Rp72 triliun,” kata Emma dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Rabu (11/6/2024).

1. Pertamina tingkatkan kinerja operasional di tengah ketidakpastian

Kilang Pertamina Internasional EP (dok. PIEP)
Kilang Pertamina Internasional EP (dok. PIEP)

Emma menyatakan kinerja Pertamina pada 2023 sangat dipengaruhi kondisi global yang tidak menentu, seperti melemahnya kurs rupiah dan penurunan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP). Meski demikian, Pertamina berhasil meningkatkan kinerja operasionalnya.

Produksi minyak dan gas (migas) meningkat sebesar 8 persen menjadi 1.000.044 barel per hari. Selain itu, intake kilang naik 2 persen menjadi 341 juta barel minyak per hari.

“Kemudian juga sales volume juga meningkat 2 persen menjadi 100 juta kiloliter,” ujarnya.

2. Profitabilitas Pertamina meningkat meski rupiah melemah dan ICP turun

ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)
ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)

Emma menyebut di tengah pelemahan kurs rupiah sebesar 3 persen dan penurunan ICP sebesar 20 persen, Pertamina berhasil meningkatkan profitabilitas perusahaan sebesar 17 persen.

Menurutnya, capaian tersebut merupakan hasil dari berbagai upaya peningkatan kinerja operasional. Meskipun menghadapi tantangan global yang memengaruhi pendapatan, Pertamina tetap mampu mencatatkan pertumbuhan laba.

“Jadi pertamina tetap tumbuh dan meraih kinerja positif di tengah situasi global yang serba uncertain dan di tengah parameter ICP menurun, namun kinerja dan profitabilitas Pertamina tetap meningkat,” ujarnya.

3. Efisiensi dan reformasi bisnis berkontribusi terhadap penciptaan laba

Kantor Pusat Pertamina, Jakarta. (dok. Pertamina)
Kantor Pusat Pertamina, Jakarta. (dok. Pertamina)

Emma menekankan kinerja dan profitabilitas perusahaan tidak hanya didukung peningkatan kinerja operasional, tetapi juga efisiensi dan reformasi model operasional yang telah dilakukan.

Menurut dia, restrukturisasi operasional dan pembentukan struktur organisasi holding-subholding di Pertamina telah memberikan hasil yang signifikan.

Hasil dari upaya tersebut terlihat dari efisiensi operasional yang mencapai 64 persen dalam kontribusi laba, serta efisiensi sebesar 25 persen dari optimalisasi biaya. Selain itu, upaya mitigasi risiko terhadap mata uang asing dan manajemen liabilitas juga berkontribusi sebesar Rp0,48 miliar.

“Jadi ini berbagai upaya dan juga telah membuahkan hasil dari restrukturisasi organisasi,” tambahnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dheri Agriesta
EditorDheri Agriesta
Follow Us