Pertamina NRE Raih Dukungan Pendanaan Global

- Pertamina NRE menandatangani LOI dengan Invest International untuk pengembangan proyek energi terbarukan di Indonesia.
- Invest International akan memberikan pembiayaan untuk tahap FEED dan proyek-proyek ini akan dikembangkan secara kolaboratif dengan perusahaan teknologi dari Belanda.
- Kerja sama ini merefleksikan kepercayaan global terhadap potensi energi terbarukan di Indonesia, serta upaya mendatangkan investor asing untuk berinvestasi dalam EBT di Indonesia.
Jakarta, IDN Times - Pertamina NRE menandatangani Letter of Intent (LOI) dengan Invest International untuk pengembangan proyek-proyek energi terbarukan strategis di Indonesia, mencakup proyek hidrogen rendah emisi, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), dan inisiatif EBT lainnya. Penandatanganan ini berlangsung di sela-sela Renewable Energy Investment Forum and Offshore Energy Conference & Exhibition (OEEC) di Amsterdam.
Penandatanganan LOI disaksikan Mayerfas, Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, serta Wampie Libon, Director of Inclusive Green Growth di Kementerian Luar Negeri Belanda. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan diplomatik dan Pemerintah Belanda terhadap inisiatif ini.
1. Pertamina NRE akan melaksanakan proses uji tuntas

Invest International adalah lembaga keuangan publik-swasta asal Belanda, diprakarsai oleh pemerintah Belanda bersama bank pembangunan Belanda FMO sejak 2021, untuk mendukung perusahaan Belanda yang ingin mengembangkan proyek-proyek internasional.
Lembaga ini menyediakan berbagai solusi pembiayaan: pinjaman investasi, pembiayaan ekspor, pengembangan proyek, termasuk untuk sektor seperti energi terbarukan, infrastruktur, air, agrikultur, dan sektor publik lainnya.
LOI ini menegaskan komitmen Invest International dalam menyediakan fasilitas pembiayaan untuk tahap front-end engineering design (FEED). Selanjutnya, Pertamina NRE bersama sejumlah perusahaan asal Belanda akan melaksanakan proses uji tuntas (due diligence), penyempurnaan desain teknis, serta penyusunan struktur pembiayaan agar proyek dapat melaju ke tahap pengembangan berikutnya.
2. Gabungan antara hibah dan green financing

Proyek-proyek ini akan dikembangkan secara kolaboratif dengan perusahaan teknologi dari Belanda, yang memiliki potensi implementasi kuat di Indonesia. Beberapa proyek membutuhkan fase percontohan sebelum memasuki tahap komersialisasi. Karena itu, dukungan finansial dari institusi pendanaan Belanda menjadi krusial agar fase awal tersebut dapat berjalan efektif dan memberikan hasil yang dapat ditindaklanjuti.
Selain itu, pendanaan yang direncanakan akan berupa gabungan antara grant (hibah) dan skema “green financing” dengan bunga rendah untuk memastikan proyek memiliki landasan finansial yang kuat sambil meminimalkan beban utang di fase awal.
3. Kepercayaan global terhadap potensi energi terbarukan di Indonesia

CEO Pertamina NRE, John Anis, menyatakan bahwa kerja sama ini merefleksikan meningkatnya kepercayaan global terhadap potensi energi terbarukan di Indonesia.
“Penandatanganan LOI ini merupakan langkah penting dan bentuk komitmen kami dalam mendorong pengembangan energi bersih berbasis potensi lokal. Indonesia memiliki peluang besar dalam pengembangan EBT, dan melalui kolaborasi dengan Invest International, kami dapat mendorong proyek-proyek hijau menuju tahap yang semakin komersial dan kompetitif,” ujar John.
Ia juga menekankan bahwa pendanaan pada tahap FEED sangat vital untuk memastikan proyek memiliki landasan teknis yang kuat dan struktur pembiayaan yang matang. Kerja sama ini sejalan dengan upaya mendatangkan investor dan pendanaan dari luar negeri untuk berinvestasi dalam pengembangan EBT di Indonesia melalui kolaborasi strategis antara Pertamina, investor, dan institusi finansial global. Harapannya kolaborasi strategis semacam ini juga akan berkontribusi dalam pengembangan swasembada energi di Indonesia. (WEB)


















