Perusahaan Otomotif Jepang Tidak Naikkan Harga Mobil imbas Tarif AS

- Perusahaan otomotif Jepang tidak menaikkan harga mobil di AS.
- Kenaikan harga musiman bukan disebabkan oleh tarif, perusahaan sudah memiliki pabrik di AS.
- Ekspor barang asal Jepang ke AS turun 10,1 persen imbas tarif.
Jakarta, IDN Times - Perusahaan otomotif besar asal Jepang, seperti Toyota, Honda, dan Nissan mengaku tidak menaikkan harga mobilnya di Amerika Serikat (AS) menyusul ketetapan tarif 15 persen yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden AS, Donald Trump.
Sebelumnya, AS dan Jepang sudah bernegosiasi untuk mengurangi tarif impor. Hasilnya, Washington setuju untuk mengurangi tarif impor barang dari Jepang dari awalnya 25 persen pada April menjadi 15 persen.
1. Sebut kenaikan harga mobil terkait musiman
Perwakilan dari ketiga perusahaan otomotif besar Jepang tersebut mengungkapkan bahwa membebankan pengeluaran dari tarif AS lewat konsumen di AS. Namun, kenaikan harga produknya bukan disebabkan oleh tarif, melainkan hanya masalah musiman.
“Kenaikan harga pada Juli bukanlah disebabkan oleh tarif atau akan ditingkatkan, tapi ini hanya sebuah kenaikan harga musiman yang merefleksikan sejumlah pengeluaran operasional,” ujarnya, dikutip dari CNBC.
Perusahaan tersebut mengatakan bahwa situasi mengenai tarif masih dinegosiasikan antara pemerintah Jepang dan AS. Namun, mereka mengaku akan memastikan harga kendaraannya terjangkau oleh para konsumen di AS.
2. Perusahaan otomotif Jepang sudah memiliki pabrik di AS
Pada Minggu (24/8/2025), Asosiasi Manufaktur Otomotif Jepang (JAMA) mengungkapkan bahwa anggotanya sudah menganggarkan sebesar 4,6 miliar dolar AS (Rp74,7 triliun) dalam program penelitian dan pengembangan di AS.
Dilansir The Street, Toyota sudah memproduksi 1,96 juta unit kendaraan di AS pada periode April 2024 hingga Maret 2025. Jumlah itu hampir menyamai perusahaan AS, General Motors yang menginvestasikan 4 miliar dolar AS (Rp65 triliun) untuk memproduksi 2 juta unit per tahun.
3. Ekspor barang asal Jepang ke AS turun imbas tarif

Kepala Peneliti Ekonomi, NLI Research Institute, Taro Saito mengatakan bahwa barang ekspor dari Jepang ke AS menurun imbas ketetapan tarif AS pada Agustus ini.
“Pengiriman mobil dari Jepang ke AS menurun dalam volume yang diduga akibat tarif yang akhirnya mulai terlihat. Di AS harga barang ekspor dari Jepang mulai naik antara Juni dan Juli, kami sudah melihat dampak pada barang Jepang secara bertahap dan mulai kehilangan daya saing,” tuturnya, dilansir The Japan Times.
Berdasarkan laporan tersebut, ekspor Jepang ke AS turun 10,1 persen pada Juli dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dalam volume, ekspor kendaraan ke AS turun 3,2 persen yang menjadi dampak tarif kepada penjualan.