Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pesawat Makin Laku, Bombardier Bersiap Lanjutkan Ekspansi di AS

Pesawat Bombardier. (unsplash.com/delta2)
Pesawat Bombardier. (unsplash.com/delta2)
Intinya sih...
  • Bombardier merencanakan ekspansi fasilitas di Hartford, AS
  • Perusahaan menerima pesanan 50 pesawat baru senilai 1,7 miliar dolar AS
  • Bombardier berhasil mengamankan pengiriman lebih dari 150 pesawat pada tahun ini
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Perusahaan pesawat asal Kanada, Bombardier mengumumkan rencana lanjutan ekspansi layanan dan dukungan kepada jaringannya di Amerika Serikat (AS). Keputusan seiring banyaknya pemesanan pesawat di AS. 

“Pesawat Bombardier di AS terus berkembang cepat dan kami harus memberikan seluruh jaringan kami di AS dukungan dan layanan yang baik, Hari ini, kami mengumumkan komitmen besar untuk perawatan dan memberikan kenyamanan bagi pelanggan kami,” tutur Wakil Kepala Eksekutif Bombardier, Paul Sislian dikutip Aero Time, Minggu (10/8/2025).

Saat ini, Bombardier sudah memiliki beberapa pusat perawatan pesawat di AS yang terletak di Dallas, Tucson, Hartford, Wichita, dan Miami. Selain itu, pusat distribusinya terletak di Chicago. 

1. Berencana ekspansi fasilitas di Hartford

Anggota parlemen Connecticut pada April lalu mengatakan, Bombardier sudah merencanakan ekspansi fasilitas di Hartford dengan memberikan pelayanan hingga 300 ribu jam per tahun. Perusahaan Kanada itu juga akan merekrut lebih banyak pekerja hingga 220 pekerja. 

Dilansir dari The Globe and Mail, layanan purna jual Bombardier di AS sudah menghasilkan keuntungan sebesar lebih dari 1 miliar dolar AS (Rp16,25 triliun) pada paruh pertama 2025. Pendapatan ini berasal dari perawatan pesawat jet bisnis buatan Bombardier.

Ekspansi di AS ini diumumkan di tengah ketegangan antara AS dan Kanada imbas penetapan tarif dari Presiden AS, Donald Trump kepada barang impor asal Kanada sebesar 35 persen. Meskipun demikian, perusahaan pesawat yang berpusat di Montreal itu berhasil terhindar dari tarif ekspor ke AS berkat disetujuinya kesepakatan dengan AS. 

2. Bombardier terima pesanan 50 pesawat baru

Pesawat Bombardier milik maskapai Qantas. (unsplash.com/dsyphers)
Pesawat Bombardier milik maskapai Qantas. (unsplash.com/dsyphers)

Bombardier mengumumkan kontrak pemesanan 50 pesawat baru senilai 1,7 miliar dolar AS (Rp27,6 triliun) dari pelanggan yang masih dirahasiakan. Pengiriman pesawat tipe Challenger and Global ini akan dimulai pada 2027 mendatang. 

“Pemesanan ini menggarisbawahi keuntungan kompetisi Bombardier dalam cakupan penuh produk dan layanan yang diberikan kepada pelanggan lewat siklus pesawat, mulai dari desain hingga pengiriman, kemudian kami juga memberikan layanan purna jual,” ungkap CEO Bombardier, Eric Martel. 

Menurutnya, Bombardier terus meningkatkan kepercayaan kepada seluruh pelanggan lewat kepuasan. Sementara, kontrak ini juga memiliki opsi pembelian tambahan 70 pesawat yang dipesan memuaskan. 

3. Bombardier berhasil mengamankan 150 pengiriman pesawat pada 2025

Bombardier berhasil mengamankan pengiriman lebih dari 150 pesawat pada tahun ini. Jumlah pengiriman itu naik dibandingkan 2024 yang hanya berjumlah 146 pesawat. 

Perusahaan Kanada itu diproyeksikan akan menerima kenaikan pendapatan dari 8,67 miliar dolar AS (Rp140,9 triliun) pada 2024 menjadi 9,25 miliar dolar AS (Rp150,3 triliun). 

Selama ini Bombardier menggantungkan pada pasar pesawat jet di AS dengan pemesanan lebih dari 2 ribu armada. Tidak masuknya Bombardier dalam tarif AS akan memberikan kepastian dan kepercayaan diri untuk meraup keuntungan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us