Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pintu IPO Cinema XXI Dibuka, Yuk Catat Jadwalnya!

Cinema XXI Ciplaz Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)
Cinema XXI Ciplaz Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Jakarta, IDN Times - PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (NSR) atau Cinema XXI siap melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut rencana, pencatatan di BEI bakal dilakukan pada Agustus mendatang.

Cinema XXI menggelar Masa Penawaran Awal atau book building pada 10 hingga 14 Juli 2023. Kemudian, pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Juli 2023.

Adapun masa penawaran umum perdana saham Cinema XXI dijadwalkan pada 27 hingga 31 Juli 2023. Oleh karena itu, pencatatan saham perdana di papan utama BEI akan dilakukan pada 2 Agustus 2023.

"Untuk melanjutkan tren pertumbuhan yang positif, Cinema XXI mengambil aksi korporasi IPO sebagai salah satu langkah strategis. Aksi korporasi ini akan mengukuhkan komitmen Cinema XXI untuk selalu memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk menonton film favorit, termasuk dengan membuka bioskop di daerah-daerah yang potensial di seluruh Indonesia," ujar Direktur Utama Cinema XXI, Hans Gunadi dalam konferensi pers di Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (7/7/2023).

1. Masyarakat Indonesia suka pergi ke bioskop

Ilustrasi bioskop (IDN Times/Panji Galih Aksoro)
Ilustrasi bioskop (IDN Times/Panji Galih Aksoro)

Cinema XXI optimistis industri bioskop Indonesia bakal terus tumbuh tidak terlepas dari minat masyarakat pergi ke bioskop yang cukup tinggi.

Survei Euromonitor International pada awal 2023 menyatakan, 76 persen masyarakat di Indonesia pergi ke bioskop setidaknya sekali dalam sebulan. Selain itu, 62 persen masyarakat Indonesia menilai menonton sebagai salah satu kegiatan sosial utama seperti menghabiskan waktu bersama keluarga atau sahabat.

"Kami optimistis terhadap perkembangan industri hiburan di tanah air, terutama sektor bioskop. Hal ini didukung oleh budaya menonton film yang kuat di Indonesia serta potensi pertumbuhan jumlah layar bioskop di Indonesia masih sangat besar. Selain itu, pemilihan lokasi yang strategis dimana mayoritas lokasi bioskop Cinema XXI berada di pusat perbelanjaan terkenal dengan arus pengunjung tinggi juga mendukung pertumbuhan bisnis kami," papar Hans.

Terkait pertumbuhan layar bioskop, riset Euromonitor menunjukkan bahwa negara maju rata-rata memiliki 84,3 layar per satu juta penduduk (estimasi 2022). Sementara itu, Asia Tenggara rata-rata memiliki 30,2 layar per satu juta penduduk. Di sisi lain, Indonesia baru memiliki 7,6 layar per satu juta penduduk dengan total layar bioskop dari seluruh operator di Indonesia hingga akhir 2022 diperkirakan sebanyak 2.107 layar.

2. Total dana segar yang diincar Cinema XXI

ilustrasi IPO (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi IPO (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam IPO tersebut, Cinema XXI berencana menawarkan sebanyak-banyaknya 8,335 miliar lembar saham kepada publik. Jumlah tersebut setara dengan 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum perdana saham.

Cinema XXI sendiri mengincar dana hasil IPO sebesar lebih dari Rp2 triliun.

"Adapun rentang harga penawaran saham berkisar Rp270-Rp288 per saham dengan target dana dari penawaran umum perdana saham ini sebanyak-banyaknya sekitar Rp2,4 triliun," sebut Direktur Mandiri Sekuritas, Silva Halim dalam kesempatan sama.

3. Rencana penggunaan dana hasil IPO

ilustrasi IPO (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi IPO (IDN Times/Aditya Pratama)

Ada tiga hal yang rencananya bakal dilakukan Cinema XXI terhadap dana hasil IPO tersebut. Pertama, sebanyak 65 persen digunakan untuk pendanaan dan pengembangan ekspansi jejaring bioskop Cinema XXI di Indonesia.

"Pengembangan dan ekspansi jejaring bioskop akan dilakukan melalui pembangunan bioskop dan/atau teater baru untuk menambah jumlah layar Cinema XXI, serta pembelian peralatan proyeksi gambar dan suara dengan teknologi terbaru dan peralatan lainnya yang diperlukan untuk pembangunan tersebut serta untuk meningkatkan kualitas bioskop saat ini," tutur Hans.

Kemudian, sambung Hans, sekitar 15 persen akan digunakan untuk modal kerja dan 20 persen sisanya digunakan untuk pembayaran kewajiban jangka pendek perseroan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridwan Aji Pitoko
EditorRidwan Aji Pitoko
Follow Us