Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Plus Minus Bisnis Dikelola Sendiri dengan Kemampuan Generalis

ilustrasi orang bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Membangun bisnis dari nol memang bukan perkara yang mudah. Jatuh dan bangun menjadi momen yang wajar untuk usaha yang masih merintis dari bawah. Lantas, perlukah merekrut karyawan di saat bisnis masih pemula? Ada risiko boros anggaran jika kamu memilih langkah itu.

Apakah bisa jika bisnis itu dikelola sendiri dengan kemampuan yang generalis atau keterampilan luas pada berbagai bidang? Ataukah justru perlu rekrut sosok profesional yang ahli di bidangnya masing-masing? Temukan jawabannya dari ulasan plus dan minus-nya di bawah ini, ya.

1. Efektif dan efisien anggaran biaya

ilustrasi pendapatan finansial (pexels.com/Kaboompics.com)

Sebagai pemilik bisnis pemula alias perintis, mengelola sendiri usahanya tentu supaya bisa hemat anggaran gaji, ya. Pikirmu, masih merangkak dari bawah, belum banyak pesananan barang atau jasa, jadi belum butuh banyak karyawan. Ya, biar efektif dan efesien secara anggaran biaya.

Memang tidak ada yang salah, jika memang fokus tugas karyawan ialah hanya melayani pembeli dengan budaya kerja yang sudah ada. Namun, perlu dikaji ulang jika memang konsep bisnis belum matang. Bisa jadi memang bukan pelayan yanh dibutuhkan, tetapi seorang ahli di bidang terkait.

2. Leluasa realisasi ide bisnis tanpa campur tangan

ilustrasi bekerja (pexels.com/Los Muertos Crew)

Dengan mengelola sendiri bisnis yang kamu jalankan, artinya kamu bebas untuk menuangkan segala ide kreativitasmu. Pastinya, di sini tanpa adanya campur tangan pihak lain yang berbeda value dengan kamu.

Negatifnya, jika idemu itu terlalu risiko tanpa ada backup yang tepat, bisa jadi bisnis akan gulung tikar. Apalagi, dengan kemampuanmu yang generalis, bisa jadi di permukaan idemu itu tampak menjanjikan. Tapi, saat dijalankan ternyata yang terjadi di lapangan itu justru gak sesuai harapan.

Berbeda halnya saat ada rekan kerja yang seorang ahli di bidangnya masing-masing. Tentunya, bisa setiap ide bisnis dikaji ulang secara mendalam. Supaya yang kurang bisa diperbaiki, dikembangkan, dan pastinya meminimalisasi rintangan yang bikin gulung tikar.

3. Over job, jadi manager setiap divisi sekaligus anggotanya

ilustrasi orang sibuk (pixabay.com/mickey970)

Menjalankan bisnis dengan double peran sebagai kepala sekaligus anggora tentu bukan hal yang mudah. Apalagi, jika posisinya bisnis pemula yang butuh ekstra usaha mulai dari bangun personal branding, teknik pemasaran, hingga penjualan itu sendiri.

Bayangkan saja, jika kamu sebagai bos dengan double job, bukankah pekerjaan jadi gak bisa maksimal? Coba jawab. Bukan hanya soal kelelahan karena over job, tetapi juga terkait kemampuanmu yang generalis, bukan spesialisnya.

Yakin belum perlu hire karyawan baik sebagai pelayan maupun profesional? Coba dipikirkan ulang. Mungkin kamu sudah butuh bantuan mereka baik secara teknis maupun non teknis sedari awal bisnis dimulai.

4. Risiko kena complain customer

ilustrasi orang marah (pexels.com/Edmond Dantès)

Gak bisa dipungkiri human error bisa saja terjadi kapan pun. Apalagi, jika posisinya kamu mengelola bisnismu sendirian. Ya, over job punya risiko bikin hasil kerjaanmu jadi gak maksimal, bahkan bermasalah.

Salah satunya, yakni saat ada beberapa pemneli sekaligus yang harus kamu layani dalam satu waktu bersamaan. Keadaan bisa menjadi kacau saat kamu gagal beri pelayanan terbaik, bahkan salah kasih produk lantaran terburu-buru.

Bukan tidak mungkin pembeli yang kecewa akan memberikan penilaian yang buruk atas bisnismu. Bukan hanya kehilangan satu pembeli, ulasan buruk tentu jadi pertimbangan untuk pembeli selanjutnya.

Jadi, coba pertimbangkan untuk rekrut karyawan yang membantumu melayani, ya. Jika masih cukup berat di gaji, cukup satu atau dua orang saja terlebih dahulu. Bisa juga coba rekrut mereka yang bisa kamu panggil dadakan dengan gaji harian.

5. Risiko bisnis jadi stagnan, bahkan gulung tikar

ilustrasi masalah hidup (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Puncaknya, saat kamu mengolola bisnis sendirian dengan kemampuan generalis, besar peluangnya usaha jadi stagnan. Mengapa bisa begitu? Contoh sederhananya, bisnismu itu masih pemula, belum ada banyak pembeli, tentu butuh kemampuan pemasaran yang baik. 

Nah, untuk mengenalkan barang atau jasamu yang belum dikenal luas, ya dibutuhkan tim marketing profesional. Mereka akan punya strategi marketing tersendiri, tentunya dengan campur tangan dari kamu sebagai pemilik bisnis.

Gak hanya itu, konsep ide bisnis yang itu-itu saja juga bisa risiko gulung tikar, lho. Yakni, karena gak mengikuti perkembangan tren hingga kalah bersaing dengan usaha serupa. Nah, di sini kamu butuh bantuan tim creative profesional yang paham cara mengembangkan konsep bisnis terkini.

Pada akhirnya, meski pengelolaan bisnis secara mandiri itu bisa kamu hemat anggaran biaya sekaligus bebas berekpresi. Namun, kamu juga perlu evaluasi untuk rekrut karyawan sebagai pelayan maupun profesional yang ahli di bidangnya dengan pertimbangan plus and minus di atas, ya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us