Prabowo Luncurkan Sistem Belanja Online Pemerintah Versi Baru

- Presiden Prabowo meluncurkan Katalog Elektronik versi 6.0 untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi pengadaan barang dan jasa pemerintah.
- Peluncuran inisiasi kelompok kerja di bawah koordinasi Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan, diharapkan memangkas biaya pengadaan hingga 30 persen.
Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Katalog Elektronik versi 6.0. Itu adalah platform digital yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.
"Seluruh transaksi semua kementerian/lembaga dan pemerintah daerah wajib memanfaatkan katalog elektronik versi 6.0 ini mulai tanggal 1 Januari 2025," kata Prabowo dalam sambutannya di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/12/2024).
1. Prabowo mengapresiasi kinerja tim Luhut

Prabowo menjelaskan, peluncuran Katalog Elektronik versi 6.0 diinisiasi oleh kelompok-kelompok kerja di bawah koordinasi Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.
Dia memberikan apresiasi atas keberhasilan tim tersebut dalam merancang dan meluncurkan sistem digital terbaru yang diharapkan dapat mempercepat transparansi dan efisiensi pengadaan barang dan jasa pemerintah.
"Karena itu saya ucapkan terima kasih dengan keberhasilan daripada kelompok-kelompok kerja yang selama ini bekerja di bawah koordinasi Ketua Dewan Ekonomi Nasional," tuturnya.
2. Digitalisasi diyakini bisa pangkas biaya pengadaan dan administrasi

Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) itu menyampaikan, peluncuran Katalog Elektronik versi 6.0 merupakan langkah strategis untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, dan kecepatan dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Dia menekankan katalog terbaru tersebut diharapkan mampu memangkas biaya pengadaan sebesar 20 hingga 30 persen serta menurunkan biaya administrasi 40 sampai 50 persen.
"Ini adalah upaya untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, kecepatan," ujar Prabowo.
3. Katalog elektronik diharapkan mampu kerek nilai ICOR Indonesia

Prabowo menjelaskan, salah satu indikator penting dalam menilai efisiensi ekonomi adalah Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Menurutnya, ICOR Indonesia lebih rendah dibandingkan beberapa negara tetangga.
"ICOR kita dinilai angkanya 6, ICOR beberapa tetangga kita ICOR-nya 4 atau 5. Artinya, kita dinilai lebih tidak efisien dari beberapa ekonomi tetangga kita, bahkan tidak efisiennya itu dinilai 30 persen," ungkapnya.
Dia berharap peluncuran Katalog Elektronik versi 6.0 dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketidakefisienan tersebut. Dia juga mengajak seluruh pihak untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih melalui manajemen yang baik, kepemimpinan yang berkualitas, dan pemanfaatan teknologi.
"Tentunya di ujungnya kita harus berani tegakkan hukum," ujar Prabowo.