Perluas Sanksi untuk Rusia, Inggris Dongkrak Tarif Impor Logam

Upaya menimbulkan kerusakan pada mesin perang Rusia

Jakarta, IDN Times - Inggris terus memberikan tekanan pada Rusia dengan menjatuhkan sanksi lanjutan karena invasinya ke Ukraina. Pada Minggu (8/5/22), Departemen Perdagangan Internasional Inggris menaikkan tarif impor logam dari Rusia dan melarang ekspor beberapa barang tertentu ke Rusia.

Kenaikan tarif impor logam termasuk platinum dan paladium, dua logam yang menjadi produksi utama Rusia. Dalam perluasan sanksi baru untuk Rusia ini, Inggris menaikkan tarif impor produk andalan Rusia dengan tujuan untuk semakin melemahkan mesin perang Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Paket sanksi yang luas ini akan menimbulkan kerusakan lebih lanjut pada mesin perang Rusia," kata Sekretaris Perdagangan Internasional Inggris Anne-Marie Trevelyan, kutip Al Jazeera.

Selain Rusia, Inggris juga menargetkan sanksi baru kepada Belarusia, sekutu utama Moskow. Inggris menuduh Belarus telah bekerja sama dengan Moskow dengan mengizinkan wilayahnya sebagai pangkalan tentara Rusia.

Baca Juga: Imbas Pandemik-Perang Ukraina, Afsel Dilirik sebagai Surganya Logam

1. Rusia bergantung Inggris untuk ekspor paladium dan platinum

Perluas Sanksi untuk Rusia, Inggris Dongkrak Tarif Impor Logamilustrasi (Unsplash.com/Scottsdale Mint)

Inggris memutuskan untuk memperluas sanksinya kepada Rusia karena menginvasi Ukraina. Departemen Perdagangan Internasional Inggris menargetkan produk logam dari Rusia dengan cara menaikkan tarif impornya.

Dikutip dari The Guardian, Departemen Perdagangan Internasional mengatakan Rusia sangat bergantung pada Inggris untuk ekspor logam mulia. Inggris memutuskan untuk mengenakan tarif tambahan 35 persen. Logam mulia yang dimaksud adalah platinum dan paladium.

"Ini adalah bagian dari upaya terkoordinasi yang lebih luas oleh banyak negara di dunia yang merasa ngeri dengan perilaku Rusia dan bertekad untuk menanggung kekuatan ekonomi kita guna membujuk (Vladimir) Putin untuk mengubah arah," kata Trevelyan.

Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak juga mengeluarkan pendapatnya saat negara tersebut memperluas sanksi untuk Rusia. Katanya "bekerja sama dengan sekutu kami, kami dapat dan akan menggagalkan ambisi (Vladimir) Putin."

Baca Juga: Sanksi Baru Inggris Sasar Media Rusia, Plus Larang Sewa Bisnis Jasa

2. Sanksi baru Inggris akan berdampak pada triliunan sektor ekonomi Rusia

Inggris telah melakukan langkah terkoordinasi dengan negara sekutu Barat dalam mencoba melumpuhkan ekonomi Rusia. Inggris telah menjatuhkan sanksi kepada lebih dari 1.000 individu dan bisnis Rusia, termasuk dua putri Presiden Vladimir Putin, kutip Reuters.

Larangan ekspor juga akan diberlakukan terhadap barang-barang di mana sektor ekonomi Rusia bergantung dari Inggris. Produk ini termasuk bahan kimia, plastik, karet dan mesin berat.

Tarif impor baru sebagai bagian dari sanksi senilai 1,4 miliar poundsterling atau sekitar Rp24,9 triliun. Sementara rencana larangan ekspor akan dapat berdampak pada produk senilai lebih dari 250 juta poundsterling atau Rp4,4 triliun di sektor ekonomi Rusia yang bergantung pada barang-barang Inggris.

Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak mengatakan "invasi ilegal Putin ke Ukraina menyebabkan penderitaan dalam skala besar. Perang barbarnya harus dihentikan."

3. Sanksi perdagangan Inggris untuk Rusia berdampak pada lebih dari Rp71 triliun

Perluas Sanksi untuk Rusia, Inggris Dongkrak Tarif Impor LogamRishi Sunak, Menteri Keuangan Inggris (Twitter.com/'Rishi Sunak)

Rishi Sunak yang juga ikut hadir dalam pengumuman perluasan sanksi perdagangan terbaru Inggris untuk Rusia mengatakan bahwa tindakan ini akan menimbulkan kerusakan signifikan pada upaya perang Putin, tulis BBC.

Pengumuman ini adalah putaran ketiga sanksi pemerintah London untuk Moskow. Sanksi ini, menurut departemen perdagangan internasional akan membuat lebih dari 96 persen impor barang dari Rusia terkena pembatasan dan lebih dari 60 persen ekspor barang ke Rusia di bawah pembatasan.

Menurut publikasi resmi pemerintah Inggris, sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, London telah mengenakan sanksi impor dan ekspor penuh atau sebagian dari Moskow senilai lebih dari 4 miliar poundsterling atau Rp71,4 triliun.

Untuk melaksanakan keputusan perluasan sanksi baru, Undang-Undang baru akan segera dibuat untuk menerapkan langkah-langkah tersebut.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya