Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rahasia Ritel! Musik Ternyata Bisa Tingkatkan Omzet Penjualan

ilustrasi memilih musik latar untuk meningkatan penjualan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Musik latar bukan sekadar hiburan di toko—ia bisa memengaruhi keputusan belanja pelanggan tanpa mereka sadari. Studi menunjukkan bahwa tempo, volume, dan jenis musik dapat mengubah perilaku konsumen secara signifikan. Dengan strategi yang tepat, bisnis dapat menggunakan musik untuk meningkatkan penjualan dan menciptakan pengalaman belanja yang lebih menyenangkan.

Memahami bagaimana musik memengaruhi pelanggan bisa menjadi kunci dalam strategi pemasaran. Berikut lima cara musik latar dapat meningkatkan penjualan berdasarkan riset neuromarketing.

1. Musik lambat membuat pelanggan lebih lama berbelanja

ilustrasi minum di restoran (pexels.com/ELEVATE)

Musik dengan tempo lambat cenderung memperlambat aktivitas pelanggan, termasuk saat mereka berjalan di dalam toko. Studi Milliman (1982) menemukan bahwa ketika musik latar dimainkan dengan tempo lambat, pelanggan menghabiskan lebih banyak waktu di toko dan akhirnya berbelanja lebih banyak.

Efek ini juga berlaku di restoran. Penelitian Caldwell & Hibbert (1999) menunjukkan bahwa musik lambat meningkatkan pengeluaran pelanggan, terutama pada minuman. Dalam penelitian Milliman (1986), pelanggan di lingkungan dengan musik lambat menghabiskan 40 persen lebih banyak untuk minuman dibandingkan mereka yang berada di lingkungan dengan musik cepat.

2. Musik cepat meningkatkan perputaran pelanggan

ilustrasi kepadatan di mal (pexels.com/Deane Bayas)

Di lingkungan dengan kepadatan tinggi, musik cepat bisa menjadi strategi efektif untuk mempercepat pergerakan pelanggan. Misalnya, restoran dengan tingkat kunjungan tinggi bisa menggunakan musik cepat untuk mempercepat waktu makan pelanggan, sehingga meningkatkan jumlah tamu yang bisa dilayani.

Hal yang sama berlaku di toko yang sering terasa penuh. Jika terlalu banyak pelanggan menghabiskan waktu lama di dalam toko, mereka bisa merasa tidak nyaman dan akhirnya membeli lebih sedikit. Musik dengan tempo lebih cepat dapat membantu menciptakan alur pergerakan yang lebih efisien, meningkatkan jumlah transaksi secara keseluruhan.

3. Volume musik memengaruhi fokus pelanggan

ilustrasi melihat deskripsi produk (pexels.com/Gustavo Fring)

Selain tempo, volume musik juga memainkan peran penting dalam perilaku belanja. Musik yang terlalu keras bisa mengganggu pelanggan saat membaca informasi produk atau berdiskusi dengan teman mereka.

Menurut teori sumber daya kognitif, manusia memiliki kapasitas kognitif terbatas yang harus dibagi untuk berbagai tugas. Musik dengan volume tinggi dapat menghabiskan sebagian besar sumber daya ini, membuat pelanggan lebih sulit memproses informasi produk. Studi Klein, Melnyk, dan Vöckner (2021) menunjukkan bahwa kehadiran musik juga menggeser preferensi pelanggan ke produk dengan desain visual yang lebih sederhana.

4. Genre musik membentuk asosiasi merek

ilustrasi membeli bunga (pexels.com/Los Muertos Crew)

Jenis musik yang dimainkan dapat memicu asosiasi tertentu dalam benak pelanggan, yang pada akhirnya memengaruhi keputusan belanja mereka. Contohnya, toko Victoria’s Secret menggunakan musik klasik untuk menciptakan kesan mewah dan eksklusif.

Dalam penelitian Jacob et al. (2008), musik romantis yang dimainkan di toko bunga meningkatkan jumlah uang yang dibelanjakan pelanggan dibandingkan saat musik pop atau tidak ada musik sama sekali. Begitu pula dalam industri kuliner, penelitian De Luca dan Campo (2008) menemukan bahwa musik klasik dapat meningkatkan persepsi rasa manis pada anggur Chardonnay, sementara musik pop dengan volume tinggi membuat Merlot terasa memiliki kandungan alkohol lebih rendah.

5. Musik dalam bahasa tertentu dapat meningkatkan penjualan produk lokal

ilustrasi street food di Turki (pexels.com/Zeki Okur)

Menariknya, bahkan bahasa dalam musik latar dapat memengaruhi pilihan pelanggan. Studi North (1999) menemukan bahwa saat musik berbahasa Jerman dimainkan di sebuah supermarket, penjualan anggur Jerman meningkat. Sebaliknya, ketika musik berbahasa Prancis diputar, penjualan anggur Prancis meningkat.

Eksperimen serupa yang dilakukan oleh Damen, van Hest & Wernaart (2021) di toko online menunjukkan pola yang sama. Musik yang memiliki asosiasi kuat dengan suatu negara dapat mendorong pelanggan untuk membeli produk dari negara tersebut, meskipun mereka tidak menyadari pengaruh ini.

Musik latar bukan sekadar elemen dekoratif di toko atau restoran, tetapi alat pemasaran yang dapat meningkatkan penjualan jika digunakan dengan strategi yang tepat. Dengan menyesuaikan tempo, volume, genre, dan bahasa musik sesuai dengan target pasar, bisnis dapat menciptakan pengalaman belanja yang lebih efektif dan menguntungkan.

Apakah bisnis kamu sudah menggunakan musik latar secara optimal?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bagus Samudro
EditorBagus Samudro
Follow Us