Tiongkok Janji Menindak Penambangan dan Perdagangan Bitcoin

Tiongkok berupaya mencegah terjadinya risiko keuangan

Jakarta, IDN Times – Komite Stabilitas dan Pengembangan Keuangan Dewan Negara Tiongkok mengatakan akan menindak aktivitas penambangan (mining) dan perdagangan Bitcoin di negara itu. Dalam pernyataan pada Jumat (21/5/2021), lembaga itu mengatakan langkah itu merupakan bagian dari upaya untuk mencegah terjadinya risiko keuangan.

“Negara juga akan menekan aktivitas ilegal di pasar sekuritas, dan menjaga stabilitas pasar saham, obligasi, dan valas,” kata komite dalam pertemuan yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He itu, mengutip Channel News Asia.

Liu adalah pejabat Tiongkok paling senior yang secara terbuka memerintahkan tindakan keras terhadap Bitcoin. Langkah ini sendiri adalah pertama kalinya dewan negara secara eksplisit menargetkan aktivitas penambangan cryptocurrency atau mata uang digital.

Baca Juga: Heboh, Data 279 Juta Warga Indonesia Bocor dan Dijual Pakai Bitcoin

1. Peningkatan tekanan

Tiongkok Janji Menindak Penambangan dan Perdagangan BitcoinSeorang pria membawa bendera China dari sebuah rumah di seberang Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, Provinsi Sichuan, China, Minggu (26/7/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)

Pernyataan dewan negara itu menandai peningkatan tajam dalam langkah-langkah yang dikeluarkan pemerintah terhadap cryptocurrency.

Pernyataan itu juga disampaikan hanya beberapa hari setelah tiga badan industri Tiongkok memperketat larangan untuk bank dan perusahaan pembayaran dalam menyediakan layanan terkait cryptocurrency.

Sebelumnya, Tiongkok telah melarang bursa crypto dan transaksi koin digital, tetapi tidak melarang individu untuk memegang cryptocurrency.

2. Fokus Tiongkok

Tiongkok Janji Menindak Penambangan dan Perdagangan BitcoinIlustrasi Bitcoin (ANTARA/REUTERS/Benoit Tessier)

Selain memikirkan cara untuk mengatur industri cryptocurrency, perlindungan investor dan pencegahan pencucian uang adalah perhatian khusus pemerintah dan regulator keuangan Tiongkok saat ini.

Sebelumnya, Hong Kong, kota administrasi khusus Tiongkok, mengusulkan bursa cryptocurrency yang berlisensi regulator pasar kota dan hanya mengizinkan mereka untuk memberikan layanan kepada investor profesional.

Menanggapi ini, Jehan Chu, mitra pengelola di perusahaan modal ventura blockchain Hong Kong, Kenetic Capital, mengatakan bahwa langkah yang ketat itu akan menghambat perkembangan industri ini di Asia.

“Saat beberapa tingkat regulasi crypto tidak dapat dihindari, kebijakan yang terlalu ketat ini akan mengakibatkan terhambatnya peluang dan keluarnya industri dari Asia,” katanya.

Baca Juga: Pura-Pura jadi Elon Musk, Penipu Bawa Kabur Bitcoin Rp28 Miliar

3. Risiko dari cryptocurrency

Tiongkok Janji Menindak Penambangan dan Perdagangan BitcoinIlustrasi Bitcoin (ANTARA/Shutterstock)

Media pemerintah Tiongkok CCTV pada Jumat memperingatkan adanya “risiko sistemik” dari perdagangan cryptocurrency dalam komentar di situsnya.

“Bitcoin bukan lagi alat investasi untuk menghindari risiko. Sebaliknya, itu adalah instrumen spekulatif,” katanya.

Media tersebut kemudian menambahkan bahwa cryptocurrency adalah aset yang diatur dengan ringan yang sering digunakan dalam perdagangan pasar gelap, pencucian uang, penyelundupan senjata, perjudian dan transaksi obat-obatan terlarang.

Menurut beberapa perkiraan, penambangan mata uang virtual adalah bisnis besar di Tiongkok, yaitu menyumbang sebanyak 70 persen dari pasokan crypto dunia. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa proporsinya telah turun dalam beberapa tahun terakhir.

Meski begitu, Winston Ma, profesor tambahan Sekolah Hukum NYU dan penulis buku “The Digital War”, menyebut langkah Tiongkok akan tetap berpengaruh pada industri crypto secara global.

“Tindakan keras Tiongkok terhadap pertambangan akan memiliki implikasi yang mendalam untuk pasar crypto global,” katanya.

Baca Juga: 12 Istilah Ngetop yang Perlu Diketahui Sebelum Investasi Bitcoin Cs

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya