Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rencana Proyek Pembangkit Nuklir Bakal Diserahkan ke Prabowo

Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan saat memimpin sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (22/1/2025). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan saat memimpin sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (22/1/2025). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Intinya sih...
  • RUPTL 2025-2034 sedang difinalisasi sebelum diserahkan kepada Presiden Prabowo Subianto, termasuk proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2030 atau 2032.
  • PLTN dianggap sebagai sumber energi baru yang ekonomis dan berpotensi memperkuat sistem kelistrikan nasional, namun perlu sosialisasi masif kepada masyarakat.
  • Pengembangan PLTN akan dimulai dengan kapasitas kecil pada tahap awal, antara 250 hingga 500 megawatt di lokasi-lokasi tertentu, dengan program prioritas DEN untuk mempercepat pembahasan regulasi terkait energi nuklir.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyampaikan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 tengah difinalisasi sebelum diserahkan kepada Presiden Prabowo Subianto.

Dia menjelaskan, salah satu proyek yang tercantum dalam dokumen tersebut adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2030 atau 2032.

"Untuk PLTN itu kita mulai on itu 2030 atau 2032. Jadi mau tidak mau kita harus melakukan persiapan semua regulasi yang terkait dengan PLTN," kata dia dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Senin (21/4/2025).

1. Bahlil tekankan pentingnya sosialisasi ke masyarakat

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (9/4/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (9/4/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Pria yang juga menjabat Ketua Harian Dewan Energi Nasional (DEN) itu menilai PLTN sebagai sumber energi baru yang ekonomis dan berpotensi memperkuat sistem kelistrikan nasional.

Dia juga menekankan pemanfaatan energi nuklir dapat mengurangi ketergantungan pada pembangkit berbahan bakar fosil. Namun, dia mengingatkan pentingnya sosialisasi masif kepada masyarakat.

"Pemanfaatan nuklir sebagai sumber pembangkit listrik harus diimbangi dengan sosialisasi kepada masyarakat secara masif sehingga masyarakat memahami pemanfaatan nuklir," ujarnya.

2. Pengembangan PLTN dimulai dengan skala kecil

ilustrasi PLTN (pexels.com/Michael Gattorna)
ilustrasi PLTN (pexels.com/Michael Gattorna)

Pengembangan PLTN akan dimulai dengan kapasitas kecil pada tahap awal, yang direncanakan antara 250 hingga 500 megawatt di lokasi-lokasi tertentu. Kapasitas akan ditingkatkan secara bertahap.

"Mungkin dalam tahap awal tidak dalam skala besar mungkin kita spot-spot mungkin 250 sampai dengan 500 mega. Tapi ke depan kita akan buat pada skala yang lebih bagus," kata Bahil di Jakarta, dikutip Selasa (3/12/2024).

3. Pemerintah fokus bahas aturan energi nuklir di 2025

ilustrasi PLTN (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi PLTN (pexels.com/Pixabay)

Bahlil menyampaikan rencana program kegiatan prioritas DEN untuk 2025. Program tersebut mencakup sejumlah langkah strategis, termasuk membentuk organisasi pelaksanaan program energi nuklir.

Dia menambahkan, fokus utama DEN pada tahun tersebut adalah mempercepat pembahasan regulasi terkait energi nuklir. Hal itu dilakukan agar pada 2032, program energi nuklir tidak hanya memulai tahap awal, tetapi diharapkan sudah ada yang berjalan.

"Kami mulai fokus untuk membahas aturan-aturan yang terkait dengan nuklir karena 2032 dalam program itu kami berpikir bukan baru memulai, tapi kalau bisa sudah ada yang sudah jalan itu jauh lebih baik," tambahnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us