Rupiah Ditutup Perkasa ke Level Rp15.577,5 per Dolar AS

- Rupiah menguat hingga 100 poin atau 0,64 persen menjadi Rp15.577,5 per dolar AS.
- Baht Thailand, Ringgit Malaysia, dan Yuan China juga menguat, sementara Rupee India dan Yen Jepang melemah.
- Penguatan rupiah didorong oleh data klaim tunjangan pengangguran AS yang lebih tinggi dari perkiraan.
Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah ditutup menguat pada akhir perdagangan, Jumat (11/10/2024).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat ke level Rp15.577,5 per dolar AS. Rupiah menguat hingga 100 poin atau 0,64 persen dibandingkan penutupan sebelumnya yang berada di level Rp15.677,5 per dolar AS.
1. Mata uang di kawasan bergerak variatif
Hingga pukul 15.00 WIB, pergerakan mata uang di kawasan bervariasi, dengan rincian sebagai berikut:
- Baht Thailand menguat 0,47 persen
- Ringgit Malaysia menguat 0,19 persen
- Yuan China menguat 0,13 persen
- Rupee India melemah 0,11 persen
- Peso Filipina menguat 0,17 persen
- Won Korea menguat 0,40 persen
- Yen Jepang melemah 0,14 persen.
2. Rupiah menguat ditopang data ketenagakerjaan AS
Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong mengatakan penguatan rupiah ini ditopang data Departemen Ketenagakerjaan AS menunjukkan klaim tunjangan pengangguran meningkat pesat pekan ini.
Dilansir RTT News, klaim tunjangan pengangguran menyentuh angka 258 ribu, naik 33 ribu dari pekan lalu yang di angka 225 ribu. Padahal, pakar ekonomi memprediksi klaim tunjangan pengangguran pekan ini hanya akan berada di angka 230 ribu.
“Data klaim pengangguran AS yang lebih tinggi dari perkiraan juga ikut menekan dolar AS,” tutur Lukman saat dihubungi IDN Times.
3. Bila The Fed lanjutkan penurunan suku bunga maka dolar AS akan menguat
Sementara itu, pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra melihat masih ada peluang kurs dolar AS menekan rupiah hari ini. Sebab, inflasi AS diprediksi sulit turun lagi.
Sehingga, ekspektasi pasar atas berlanjutnya kebijakan penurunan suku bunga dari Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) pun berkurang.
"Jika The Fed tak melanjutkan penurunan Fed Fund Rate (FFR), maka kurs dolar AS bisa kembali menguat," ucapnya.