Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rupiah Keok Lawan Dolar AS Imbas Konflik Timur Tengah

Ilustrasi nilai tukar dolar Amerika Serikat (IDN Times / Syahrial)
Intinya sih...
  • Rupiah melemah 56,50 poin menjadi Rp15.485 per dolar AS.
  • Dolar Taiwan, ringgit Malaysia, dan won Korea Selatan mengalami pelemahan di pasar mata uang Asia.

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot terus melemah hingga akhir perdagangan hari ini, Jumat (4/10/2024). Mata uang Garuda ditutup pada level Rp15.485 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 0,36 persen atau 56,50 poin dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya pada level Rp15.429 per dolar AS.

1. Mata uang di kawasan Asia bergerak variasi

Adapun hingga pukul 15.00 WIB, pergerakan mata uang di Asia bervariasi. Dolar Taiwan menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah ditutup anjlok 0,51 persen. 

Selanjutnya, ringgit Malaysia terkoreksi 0,15 persen, dan won Korea Selatan yang sudah ditutup turun 0,07 persen. Lalu ada dolar Hong Kong yang melemah tipis 0,03 persen. 

Sementara itu, baht Thailand menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melonjak 0,48 persen. Berikutnya, yen Jepang yang terkerek 0,4 persen dan peso Filipina yang menanjak 0,12 persen. Dolar Singapura juga terlihat menguat tipis 0,07 persen pada sore ini. 

2. Data PMI AS lebih baik dari proyeksi picu rupiah melemah

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra menjelaskan, faktor pelemahan rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi data ekonomi AS, khususnya Purchasing Manufacturing Index (PMI) yang lebih baik dari proyeksi. 

"Semalam data PMI sektor jasa AS untuk bulan September dirilis lebih bagus dari proyeksi pasar 54,9 vs 51,7. Data yang masih solid ini tidak memberikan dukungan ke kebijakan pemangkasan Bank Sentral AS," ujarnya. 

3. Tensi perang Iran-Israel picu kekhawatiran pasar

Selain data PMI AS yang lebih baik dari perkiraan, ada juga faktor meningkatnya tensi perang antara Iran-Isarel. Kondisi ini pun memicu kekhawatiran pasar. 

"Selain itu, kekhawatiran pasar terhadap potensi perang besar di Timur Tengah juga masih menjadi faktor penguat dollar AS sebagai aset safe haven. Apalagi indeks dolar AS pagi ini sudah bergerak di kisaran 101.90, lebih tinggi dari pergerakan pagi sebelumnya di kisaran 101.75," bebernya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triyan Pangastuti
EditorTriyan Pangastuti
Follow Us