Sentimen perdagangan global mempengaruhi rupiah.
Pasar menunggu hasil pertemuan The Fed.
Rupiah masih dibayangi tekanan hingga besok.
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam penutupan perdagangan Selasa (29/7/2025) sore.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berada di level Rp16.409 per dolar AS, melemah 45,5 poin atau 0,28 persen dibanding penutupan sebelumnya di Rp16.363,5.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menjelaskan pasar masih mencermati perkembangan kerangka kerja perdagangan antara AS dan Uni Eropa yang diumumkan akhir pekan lalu.
Dalam kesepakatan tersebut, tarif dasar untuk sebagian besar impor Uni Eropa ke AS ditetapkan sebesar 15 persen, lebih rendah dari ancaman tarif sebelumnya yang bisa mencapai 30 persen.
"Kesepakatan itu awalnya menopang sentimen risiko global, tetapi para analis memperingatkan bahwa kenaikan tarif dari level terendah dalam sejarah dapat membebani pertumbuhan dan inflasi global," ujarnya.
Perhatian pelaku pasar juga mengarah pada keputusan bank sentral AS alias Federal Reserve (The Fed), yang memulai pertemuan selama dua hari pada Selasa. Investor memperkirakan suku bunga acuan belum akan diubah dalam pertemuan kali ini.
Namun mereka menantikan panduan terbaru terkait prospek inflasi dan kemungkinan penurunan suku bunga ke depan.
"Pasar memperkirakan bank sentral akan menawarkan prakiraan ekonomi yang kurang pesimistis menyusul perjanjian perdagangan minggu lalu dengan AS, yang mengindikasikan kenaikan suku bunga dapat dilanjutkan akhir tahun ini," tambahnya.
Pada sesi perdagangan sore ini, rupiah sempat melemah hingga 55 poin sebelum ditutup di level Rp16.409 per dolar AS.
Untuk perdagangan Rabu (30/7/2025), rupiah diperkirakan akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah di kisaran Rp16.400 hingga Rp16.450 per dolar AS.