Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah cukup dalam ke Rp15.272,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan akhir pekan, Jumat (25/8/2023) pagi.
Dikutip Bloomberg, rupiah melemah 26,5 poin pada pembukaan perdagangan. Pelemahan rupiah semakin dalam pada 09.20 WIB, menjadi 39 poin atau 0,26 persen ke Rp15.285 per dolar AS.
Sebelumnya, kurs rupiah menguat menguat 49 poin atau 0,32 persen ke Rp15.246 per dolar AS pada penutupan perdagangan, Kamis (24/8/2023).
Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong, mengatakan dolar AS menguat setelah data klaim pengangguran AS yang lebih baik dari perkiraan. Para investor juga kelihatannya cenderung menghindari investasi yang dianggap lebih berisiko, termasuk rupiah.
Hal itu terjadi jelang Simposium Ekonomi Jackson Hole Federal Reserve, yakni konferensi internasional tahunan selama tiga hari yang diadakan oleh Federal Reserve Bank of Kansas City di Jackson Hole.
"Rupiah juga tertekan sentimen risk off di pasar menjelang simposium Jackson Hole," ujar Lukman.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, menjelaskan pelemahan rupiah terhadap dolar AS juga disebabkan situasi pasar yang mengantisipasi komentar hawkish Bank Sentral AS malam ini di acara Jackson Hole mengenai kebijakan moneternya.
Terlebih, data klaim tunjangan pengangguran AS masih menunjukkan situasi ketenagakerjaan yang solid. Hal itu, menurutnya, membuka kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS di rapat berikutnya.
"Pagi ini, nilai tukar regional juga bergerak melemah terhadap dolar AS dan indeks saham Asia juga bergerak turun yang artinya sentimen cukup negatif terhadap aset berisiko," tuturnya.
Lukman memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini bakal bergerak pada rentang Rp15.200-Rp15.300.
Sementara itu, Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke arah Rp15.300-Rp15.330, dengan potensi support di sekitar Rp15.250 per dolar AS.