Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rupiah Perkasa hingga Akhir Perdagangan Rp16.312 per Dolar AS

ilustrasi dolar (unsplash.com/Jonathan Borba)

Jakarta, IDN Times -  Penguatan  nilai tukar rupiah di pasar spot tak terbendung hingga akhir perdagangan Rabu (5/3/2025), rupiah spot ditutup di level Rp16.312,5 per dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan Bloomberg, laju rupiah menguat 0,81 persen atau 132,50 poin dibandingkan penutupan hari sebelumnya yang berada di level Rp16.445 per dolar AS. Alhasil, rupiah pun menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia.

1. Mayoritas mata uang di Asia menguat sore ini

Hingga pukul 15.00 WIB, mayoritas mata uang di Asia menguat, dengan rincian:

  • Bath Thailand menguat 0,16 persen 
  • Ringgit Malaysia menguat 0,78 persen 
  • Yuan China menguat 0,12 persen 
  • Rupee India menguat 0,32 persen 
  • Peso Filipina menguat 0,80 persen 
  • Won Korea menguat 0,67 persen 
  • Dolar Taiwan menguat 0,35 persen 
  • Dolar SIngapura menguat 0,25 persen 
  • Yen Jepang menguat 0,12 persen 

2. Sentimen AS terkait tarif impor baru ke Kanada dan Meksiko picu kekhawatiran

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan, laju rupiah yang menguat karena indeks dolar AS sejak pagi tadi melemah di kisaran 105,6 atau berada di level yang belum pernah disentuh sejak awal Desember 2024.

"Tekanan terhadap dolar AS ini disebabkan oleh tarif impor baru untuk Kanada, Meksiko dan China sudah berlaku yang menimbulkan kekhawatiran terhadap pelambatan ekonomi di AS," ungkap Ariston.

3. Kenaikan tarif impor bisa picu perang dagang

Meskipun efek implementasi tarif baru tersebut menekan dolar AS, bukan berarti nilai tukar emerging market akan leluasa menguat terhadap dolar AS. "Nilai tukar emerging market masih berpeluang melemah terhadap dolar AS karena status aset di emerging market  adalah aset berisiko," jelasnya.

Menurut dia, kenaikan tarif ini bisa menimbulkan perang dagang yang artinya bisa menyusutkan transaksi perdagangan global sehingga bisa mengganggu perekonomian negara-negara emerging markets.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triyan Pangastuti
EditorTriyan Pangastuti
Follow Us