Sektor Swasta AS Kehilangan 33 Ribu Pekerjaan pada Juni 2025

- Layanan bisnis dan pendidikan paling banyak kehilangan pekerjaan, terutama di sektor jasa
- Midwest dan perusahaan kecil paling terdampak, sementara perusahaan besar justru tumbuh
Jakarta, IDN Times – Sektor swasta di Amerika Serikat (AS) tiba-tiba mengalami penurunan jumlah pekerjaan pada Juni 2025. Firma penggajian ADP pada Rabu (2/7/2025) melaporkan ada pengurangan 33 ribu posisi, penurunan pertama sejak Maret 2023.
Sebelumnya, para ekonom yang disurvei Dow Jones memprediksi ada penambahan 100 ribu pekerjaan bulan lalu.
“Kami telah melihat peningkatan yang cukup besar selama beberapa minggu terakhir, tetapi ada juga pergeseran dalam jenis pekerjaan ke kontrol inventaris dan pekerjaan rantai pasokan,” kata Amy Glaser, wakil presiden senior di Adecco, dikutip U.S News, Kamis (3/7)
1. Layanan bisnis dan pendidikan paling banyak kehilangan pekerjaan
Dilansir dari CNBC Internasional, sebagian besar pengurangan pekerjaan terjadi di sektor jasa, khususnya layanan profesional, bisnis, pendidikan, dan kesehatan. ADP mencatat layanan profesional dan bisnis turun 56 ribu posisi, sementara sektor kesehatan dan pendidikan kehilangan 52 ribu pekerjaan.
Industri keuangan juga ikut terdampak dengan penurunan 14 ribu posisi. Di sisi lain, manufaktur dan perdagangan masih mencatat pertumbuhan masing-masing 15 ribu dan 14 ribu pekerjaan. Meski begitu, penurunan besar di sektor jasa menunjukkan pasar tenaga kerja sedang melemah.
2. Midwest dan perusahaan kecil paling terdampak

Dari sisi wilayah, Midwest dan Barat AS mengalami penurunan terbesar dengan masing-masing kehilangan 24 ribu dan 20 ribu pekerjaan. Wilayah Timur Laut juga turun 3 ribu posisi, sementara wilayah Selatan justru bertambah 13 ribu pekerjaan.
Perusahaan kecil menjadi kelompok yang paling banyak kehilangan pekerjaan bulan lalu. Bisnis dengan kurang dari 20 karyawan mencatat pengurangan 29 ribu posisi. Sebaliknya, perusahaan besar dengan lebih dari 500 karyawan justru tumbuh 30 ribu posisi menurut ADP.
3. Data buruk tekan ekonomi di tengah kebijakan tarif Trump

Dilansir dari Daily Mail, laporan ADP membuat bursa saham AS melemah. Indeks S&P 500 dan Nasdaq turun dalam perdagangan pra-pasar usai laporan itu dirilis.
Sebelumnya, data ketenagakerjaan dan inflasi yang stabil sempat memberi harapan ekonomi AS tetap kuat di tengah kebijakan tarif Presiden Donald Trump. Namun, banyak perusahaan mulai mengurangi jumlah pekerja akibat mahalnya biaya tarif dan ketidakpastian ekonomi.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan di Portugal bahwa suku bunga seharusnya sudah dipotong jika tidak ada tarif. U.S News menyebut laporan ADP ini meningkatkan kemungkinan kejutan dalam data ketenagakerjaan non-pertanian yang akan dirilis Kamis, yang bisa mempengaruhi keputusan suku bunga.