Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sentimen Konsumen AS Anjlok, Efek Penutupan Pemerintah Makin Parah

ilustrasi konsumen (pexels.com/Helena Lopes)
ilustrasi konsumen (pexels.com/Helena Lopes)
Intinya sih...
  • Indeks kondisi dan harapan konsumen merosot tajam, menunjukkan pesimisme yang semakin meluas.
  • Data ekonomi AS tersendat akibat penutupan pemerintah, survei swasta menjadi acuan utama bagi para analis.
  • Pakar soroti dampak penurunan sentimen dan ketimpangan ekonomi, masyarakat kehilangan keyakinan terhadap kondisi ekonomi karena kehilangan kestabilan finansial mereka.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Penutupan pemerintah federal Amerika Serikat (AS) yang telah berlangsung lebih dari sebulan, membuat kepercayaan masyarakat terhadap perekonomian anjlok ke titik hampir terendah sepanjang sejarah pada November ini. Berdasarkan survei bulanan Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan yang dirilis pada Jumat (7/11/2025), indeks turun menjadi 50,3 dari 53,6 pada Oktober, merosot sekitar 6 persen dalam sebulan dan 29,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Angka tersebut bahkan tiga poin di bawah perkiraan analis dari Wall Street Journal, Dow Jones, dan FactSet, sekaligus menjadi level terendah sejak Juni 2022 di posisi 50,0 saat inflasi melonjak di masa pandemik Covid, serta menjadi yang kedua terendah sejak survei dimulai pada 1950-an.

Joanne Hsu, direktur survei, mengatakan bahwa konsumen kini mulai cemas terhadap dampak ekonomi dari kebuntuan politik di Washington.

“Dengan penutupan pemerintah federal yang berlarut-larut selama lebih dari sebulan, konsumen kini menyatakan kekhawatiran tentang potensi konsekuensi negatif bagi perekonomian,” ujarnya, dikutip dari CNN.

Kekhawatiran mengenai kebuntuan politik itu bahkan menenggelamkan optimisme akibat rekor tertinggi di pasar saham. Penurunan kepercayaan ini terjadi di semua kelompok masyarakat, mulai dari usia, tingkat penghasilan, hingga afiliasi politik.

1. Indeks kondisi dan harapan konsumen merosot tajam

ilustrasi belanja di supermarket (pexels.com/Jack Sparrow)
ilustrasi belanja di supermarket (pexels.com/Jack Sparrow)

Dilansir dari CNBC, indeks kondisi ekonomi saat ini ambruk ke 52,3, turun hampir 11 persen dari bulan sebelumnya dan menjadi yang terendah sejak 1951. Sementara itu, indeks harapan masa depan turun ke 49,0, menyusut 2,6 persen dari Oktober. Dibandingkan dengan tahun lalu, kedua indikator tersebut masing-masing jatuh 18,2 persen dan 36,3 persen, menunjukkan pesimisme yang semakin meluas.

Kedua indeks ini menggambarkan tekanan ekonomi yang semakin dirasakan masyarakat di tengah ketidakpastian akibat kebijakan fiskal yang belum menentu.

2. Data ekonomi AS tersendat akibat penutupan pemerintah

ilustrasi dolar AS (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi dolar AS (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Penghentian sementara publikasi data resmi pemerintah, termasuk laporan tenaga kerja bulanan yang seharusnya dirilis pada Jumat (7/11/2025), membuat pelaku pasar mengandalkan data swasta untuk memantau arah ekonomi. Akibatnya, survei seperti indeks Universitas Michigan menjadi acuan utama bagi para analis.

Dalam laporan terpisah, ADP sebagai penyedia layanan penggajian terbesar di AS mencatat penambahan 42 ribu lapangan kerja swasta pada Oktober, hasil yang lebih baik dari perkiraan namun jauh melambat dari rata-rata tiga bulan sebelumnya yang mencapai 188 ribu. Sementara itu, laporan Challenger, Gray & Christmas pada Kamis (6/11/2025) menunjukkan 153.074 pengumuman pemutusan hubungan kerja (PHK) selama Oktober, naik 175 persen dari 55.597 tahun sebelumnya, menjadikannya tertinggi untuk bulan Oktober sejak 2003.

3. Pakar soroti dampak penurunan sentimen dan ketimpangan ekonomi

ilustrasi bendera Amerika Serikat (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi bendera Amerika Serikat (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Alex Jacquez, kepala kebijakan dan advokasi di Groundwork Collaborative, menilai bahwa masyarakat kehilangan keyakinan terhadap kondisi ekonomi karena kehilangan kestabilan finansial mereka. Ia berpendapat bahwa Trump tidak menunjukkan upaya yang nyata dalam memperbaiki kesejahteraan keluarga AS.

“Kesalahan pengelolaan ekonominya telah membuat rumah tangga terkubur di bawah utang rekor dan harga yang naik. Tidak mengherankan sentimen konsumen berada pada titik terendah sejak 2022 dan rumah tangga beralih ke pemimpin yang tidak hanya baru belajar kata ‘keterjangkauan’,” katanya, dikutip dari The Guardian.

Elizabeth Renter, ekonom senior di NerdWallet, menuturkan bahwa di seluruh sektor ekonomi, semakin banyak kelompok masyarakat yang menghadapi kondisi keuangan lebih ketat. Ia menambahkan situasi tersebut dirasakan tidak hanya oleh pegawai federal atau penerima bantuan pangan, tetapi juga oleh masyarakat berpenghasilan menengah yang kini ikut tertekan.

Perkiraan inflasi satu tahun ke depan naik tipis menjadi 4,7 persen, sementara untuk lima tahun turun ke 3,6 persen atau berkurang 0,3 poin persen. Meski demikian, kelompok masyarakat dengan aset saham terbesar justru mencatat peningkatan kepercayaan hingga 11 persen seiring pasar mendekati rekor tertinggi. Kelompok ini dinilai menjadi penentu utama dalam menjaga pengeluaran konsumen dan daya tahan ekonomi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

BSI Targetkan Produksi 110 Ribu Ton Tembaga per Tahun

08 Nov 2025, 23:32 WIBBusiness