Siap-siap! Suku Bunga Acuan BI Diprediksi Naik Lagi Tahun Depan

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) diproyeksikan masih akan melanjutkan kenaikan suku bunga acuannya pada 2023 mendatang.
Peluang tersebut didasari dari masih besarnya ruang bagi Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed untuk menaikkan suku bunga mereka atau Fed Fund Rate.
"Saya kira faktor utamanya adalah The Fed begitu ya. The Fed ini masih punya (peluang) menaikkan tingkat suku bunga paling tinggi kalau saya melihat sampai 5,5 persen itu The Fed. Nah ini artinya bahwa tahun depan masih punya peluang jauh lebih tinggi," ucap Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad saat dihubungi IDN Times, Selasa (27/12/2022).
1. Potensi kenaikan suku bunga The Fed bisa sampai 5,5 persen

Tauhid pun memproyeksikan potensi kenaikan suku bunga The Fed pada 2023 nanti hingga 100 basis poin (bps). Adapun saat ini suku bunga The Fed ada pada level 4,5 persen. Fed Fund Rate kemungkinan bisa berada di level 5,5 persen tahun depan.
"Sekarang saja kan Fed Fund Rate-nya kan 4,5 persen berarti masih punya potensi 100 basis sampai pertengahan Juni 2023. Itu paling rendah tergantung inflasinya, jadi saya melihat ke depan masih ada potensi relatif lebih tinggi begitu," beber Tauhid.
2. BI kembali naikkan suku bunga acuannya bulan ini

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) Edisi Desember 2022 memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan atau 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) menjadi 5,5 persen.
Selain itu, RDG BI juga memutuskan menaikkan suku bunga fasilitas deposit dan suku bunga lending facility.
“Pada hari ini Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 21 dan 22 Desember 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen. Demikian juga suku bunga deposit facility naik sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen, suku bunga lending facility juga naik sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers virtual, Kamis (22/12/2022).
3. Dasar BI menaikkan suku bunga acuan

Perry menjelaskan keputusan tersebut sejalan dengan upaya BI untuk menjaga inflasi inti di Indonesia.
"Keputusan kenaikan suku bunga yang lebih terukur tersebut sebagai langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 3 plus minus 1 persen," tutur Perry.