Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Singapura Alami Kelangkaan Daging Ayam gegara Malaysia Larang Ekspor

Ilustrasi peternakan ayam. (unsplash.com/Egor Myznik)
Ilustrasi peternakan ayam. (unsplash.com/Egor Myznik)

Jakarta, IDN Times - Pada Rabu (1/6/2022), pemerintah Malaysia mengeluarkan kebijakan yang melarang ekspor ayam hidup hingga 3,6 juta ekor per bulan. Kebijakan ini diterapkan untuk menekan kenaikan harga ayam di dalam negeri.

Kebijakan ini diprediksi akan berdampak buruk bagi Singapura. Negara tersebut diprediksi akan mengalami kelangkaan daging ayam akibat larangan ekspor tersebut.

1. Singapura impor sepertiga kebutuhan daging ayam dari Malaysia

Pasokan ayam dari Malaysia sangat vital bagi Singapura. Negara tersebut mengimpor 34 persen kebutuhan ayam hidupnya dari Malaysia. Selain dari Negeri Jiran, Singapura juga memasok kebutuhannya dari Brasil sebesar 49 persen dan 12 persen dari Amerika Serikat, dilansir dari Reuters.

Pada hari Selasa (31/5/2022), antrian terlihat di depan berbagai gerai makanan olahan ayam. Masyarakat Singapura dikabarkan melakukan panic buying sebelum kebijakan tersebut benar-benar diterapkan. Media lokal melaporkan bahwa pasokan ayam di supermarket dan pasar tradisional mulai ludes terjual.

2. Pemerintah Singapura sarankan konsumsi ayam beku

Badan Pangan Singapura telah menyarankan masyarakat untuk menggunakan ayam beku yang diimpor dari negara-negara seperti Brasil, atau mencoba daging lain atau ikan sebagai alternatif. 

Namun, masyarakat Singapura sangat menyukai masakan nasi ayam yang biasanya menggunakan ayam hidup yang masih segar. Kelangkaan ayam pastinya akan membuat masyarakat kesulitan menjangkau harga masakan ini. Para pemilik gerai nasi ayam juga khawatir kelangkaan ini akan memukul pendapatan mereka.

Daniel Tan, pemilik kios bernama OK Chicken Rice, mengatakan kepada Reuters bahwa larangan Malaysia akan menjadi bencana bagi mereka.

“Larangan itu berarti kami tidak bisa lagi menjual. Ini seperti McDonald's tanpa burger," kata Daniel Tan.

Pemilik restoran populer Tian Tian Hainanese Chicken Rice, Foo Kui Lian, mengatakan bahwa mereka akan berhenti menyajikan hidangan ayam jika tidak bisa mendapatkan pasokan segar. Ia menegaskan bahwa restorannya tidak akan menggunakan ayam beku, dilansir dari The Guardian.

3. Imbas krisis pangan global

Kelangkaan yang terjadi di Malaysia dan Singapura ini adalah buntut dari krisis pangan global yang sedang terjadi. Invasi Rusia ke Ukraina telah merusak rantai suplai biji-bijian ke berbagai negara. Imbasnya, para peternak ayam Malaysia kesulitan memperoleh pakan untuk ternaknya. 

Keadaan ini kemudian mengakibatkan menurunnya prdoduktivitas di sektor peternakan yang memaksa pemerintah Malaysia untuk memberlakukan larangan ekspor. Para peternak ayam mengeluh bahwa mereka hanya bisa memanen hewan ternaknya 5 kali setahun dari yang awalnya bisa 7 kali setahun.

Selain Perang Rusia-Ukraina, faktor lain seperi pandemik COVID-19 dan cuaca ekstrem juga berkontribusi pada krisis pangan global yang terjadi. Krisis ini juga diperparah oleh negara yang terpaksa menerapkan kebijakan proteksionis. Selain pelarangan ekspor ayam oleh Malaysia, Indonesia melakukan larangan ekspor minyak goreng dan India melarang ekspor gandum.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us