Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa tanggung jawabnya mengelola keuangan negara kerap dihantui tindakan-tindakan kejahatan di kantornya. Kejahatan tersebut merupakan perilaku korupsi yang bisa saja terjadi di mana saja dan kapan saja.

Korupsi di lingkungan Kemenkeu bisa terjadi kendati saat ini sudah ada 412 unit kerja yang berstatus Wilayah Bebas dari Korupsi dan berstatus Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK - WBBM). Sementara itu, sebanyak 212 unit di lingkungan Kemenkeu masih belum mendapatkan status tersebut.

"Saya di sisi lain terluka kalau ada di wilayah WBK - WBBM terus ada yang ditangkap gara-gara korupsi," ucap Sri Mulyani, dalam Puncak Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) Kemenkeu 2022, Selasa (13/12/2022).

1. Ada setan yang mengintai para pegawai Kemenkeu

ilustrasi jin, setan, dan iblis (pexels.com/Alexandro David)

Oleh karena itu, reputasi WBK-WBBM perlu terus dijaga dari segala tindakan korupsi. Hal itu lantaran ada sosok-sosok yang bisa menuntun terjadinya perilaku korupsi di insitusi tersebut.

"Itu jadi bukti kalau mencanangkan WBK dan WBBM melayani terus, tidak ada setan atau tuyul yang membolak-balik hati kita," ucap Sri Mulyani.

2. Bekerja tidak seperti biasanya

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Sejalan dengan itu, Sri Mulyani pun meminta segenap jajarannya untuk bekerja tidak seperti biasanya atau business as usual. Dia juga meminta agar para pegawai di Kemenkeu saling mengingatkan dan menjaga integritas agar tidak ada perilaku korupsi.

Untuk integritas, Sri Mulyani mengakui kerap kali ada ujian sehingga dia meminta jajarannya untuk tidak terlena.

"Fraud atau berbagai kemungkinan penyelewengan selalu terjadi, harus mampu menutup serapat mungkin sehingga tidak ada anak buah di dalam posisi menghadapi pilihan yang tidak mungkin," beber dia.

3. Korupsi munculkan kesenjangan ekonomi

Ilustrasi Korupsi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam kesempatan yang sama, Sri Mulyani turut mengungkapkan dampak besar dari korupsi terhadap perekonomian sebuah negara.

Korupsi, kata Sri Mulyani, menciptakan kesenjangan antarmasyarakat menjadi semakin lebar. Korupsi membuat si kaya makin kaya dan yang miskin semakin jatuh ke lubang kemiskinan paling dalam.

"Yaitu ada sekelompok yang sangat super kaya dan itu biasanya menguasai politik ekonomi dan menetapkan berbagai hal dari sisi sosial namun mayoritas masyarakat banyak yang menghadapi kemiskinan," kata Sri Mulyani.

Editorial Team