Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku terkena infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) saat menghadiri rapat bersama Komisi XI DPR RI.

Kondisi ini pun mengakibatkannya sulit untuk berbicara dan mengeluarkan suara akibat penyakit ISPA tersebut.

"Suara saya masih belum (pulih) pak, jadi belum bisa. Maaf. Tadi ingin berbicara tapi belum bisa. Yes, ISPA," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, Kamis (31/8/2023).

1. Menkeu bahas RAPBN 2024

Ilustrasi APBN (IDN Times/Arief Rahmat)

Sri Mulyani menghadiri rapat bersama komisi XI DPR RI untuk membahas asumsi dasar rancangan undang-undang (RUU) anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2024.

Lantaran suaranya hilang, Sri Mulyani tak kuat berbicara sehingga pemaparannya digantikan oleh Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara.

2. BPJS kesehatan rogoh kocek Rp10 triliun tangani penyakit pernapasan

Menkes Budi Gunadi Sadikin saat ikuti rapat di Komisi IX DPR (youtube.com/Komisi IX DPR RI Channel)

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, BPJS Kesehatan harus merogoh kocek sebesar Rp10 triliun untuk mengobati penyakit pernapasan. Penyakit itu diduga muncul akibat kualitas udara buruk di sejumlah daerah.

Budi menjelaskan, ada enam penyakit gangguan pernapasan yang umumnya dialami pasien BPJS Kesehatan. Di antaranya, pneumonia atau infeksi paru, infeksi saluran pernapasan Akut (ISPA), asma, kanker paru, tuberkulosis, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). 

"Kita laporkan bahwa keenam penyakit yang disebabkan gangguan pernapasan ini beban BPJS-nya Rp10 triliun," kata Budi usai ratas Rapat Terbatas Peningkatan Kualitas Udara Jabodetabek di Istana Merdeka, Senin (28/8/2023).

3. Menkes imbau masyarakat pakai masker

ilustrasi polusi udara pekat (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Budi mengatakan enam penyakit pernapasan tersebut disebabkan berbagai faktor. Namun, berdasarkan temuan Kemenkes, polusi udara menjadi biang kerok penyakit itu.

"Penyebabnya banyak, yang paling dominan adalah polusi udara itu antara 24 - 34 persen dari 3 penyakit utama tadi, pnemonia, ISPA dan asma," katanya.

Oleh karena itu, Menkes mengimbau masyarakat kembali menggunakan masker berstandar untuk melindungi diri dari dampak polusi udara.

"Kita menyarankan standar maskernya minimal KF 94 atau KN 95 minimum, karena yang bahaya (polutan) 2,5 bisa masuk sampai pembuluh darah," katanya.

Editorial Team