Suku Bunga Acuan BI Naik, Apa Dampak Negatifnya buat Kamu?

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) menutup 2022 dengan menaikkan suku bunga acuannya hingga 5,5 persen. Kenaikan suku bunga acuan BI pun bakal memengaruhi besaran suku bunga bank-bank di Indonesia.
Naiknya suku bunga bank kemudian bakal berpengaruh terhadap masyarakat terutama mereka yang memiliki cicilan konsumtif seperti kredit kendaraan bermotor atau kredit pemilikan rumah (KPR).
"Bank akan naikin lagi suku bunga acuannya. Mungkin bisa sampai berada di atas level 12 persen, baik pinjaman kemudian investasi maupun modal kerja. Ya tentu saja dampak negatifnya orang sekarang banyak cicilan untuk konsumsi jauh lebih mahal karena bunganya lebih tinggi," ujar Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad kepada IDN Times, Selasa (27/12/2022).
1. Kenaikan suku bunga memengaruhi pelaku usaha

Selain itu, Tauhid juga mengatakan bahwa kenaikan suku bunga dapat memukul para pelaku usaha yang meminjam modal ke bank. Mereka akan mengalami cost of fund atau biaya produksi lebih tinggi dengan adanya kenaikan suku bunga tersebut.
"Biaya utk mereka berproduksi jauh lebih mahal karena bayar cicilan lebih besar, sementara risikonya adalah ya orang akan mengurangi konsumsi," ucap Tauhid.
2. Masyarakat berpikir dua kali sebelum ambil kredit

Kenaikan suku bunga bank juga akan memengaruhi keputusan masyarakat untuk ambil kredit.
Suku bunga yang tinggi tentu berdampak pada besarnya bunga dan cicilan. Hal itu membuat masyarakat berpikir dua kali sebelum benar-benar mengajukan pinjaman atau kredit di bank.
"Minat kredit masyarakat pasti terkoreksi kayak misalnya mau KPR kemudian suku bunganya tinggi nanti merasa cicilannya juga lebih besar," ujar Tauhid.
3. Pertumbuhan ekonomi bakal melambat

Berkurangnya minat masyarakat untuk mengambil kredit di bank juga bakal memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Tauhid menyampaikan, pertumbuhan ekonomi domestik bakal melambat seiring dengan naiknya suku bunga bank dan berkurangnya minat kredit dari masyarakat.
"Orang mengurangi konsumsi ya otomatis growth ke ekonomi agak sedikit melambat. Saya kira dampak negatifnya seperti itu ya," kata dia.