IMR 2019: Millennial Pilih Hidup Cashless

Millennial terkenal antiribet. Mereka suka membawa uang seperlunya, hanya cukup buat makan, nonton, parkir. Dompet mereka tipis. Hal itu diketahui dari FGD dalam riset yang dirilis dalam Indonesia Millennial Report 2019. Tapi bukan berarti pengeluaran mereka tidak besar.

Dari hasil survei, diketahui bahwa sebenarnya millennial cukup konsumtif menggunakan uangnya. Solusi bagi para millennial ialah gaya hidup cashless society. Pasalnya, mereka mengaku lebih boros jika membawa uang cash dalam jumlah besar.

“Dompet gue sering kosong sih. Karena kehidupan cashless itu lumayan mantep. Justru gak suka kalau dompet tebel, paling di dompet sekitar 100 ribu,” tutur Hanifan, Atlet Pencak Silat Peraih Emas Asian Games 2018.

Mereka lebih memilih menggunakan sistem pembayaran nontunai, mulai dari pembayaran dengan kartu kredit atau kartu debit, hingga transaksi menggunakan sistem teknologi perbankan seperti e-money atau e-wallet.

Berdasarkan persentase penggunanya, sistem pembayaran yang paling banyak digunakan ialah kartu debit. Berdasarkan survei, jumlah pengguna kartu debit jauh melampaui produk keuangan lainnya dengan persentase sebesar 64,2 persen. Sedangkan kartu kredit, persentase penggunanya hanya 7,4 persen.

Sejak kartu ATM dapat digunakan sebagai kartu debit, segala sesuatu memang terasa lebih mudah. Para millennial yang antiribet bisa menggunakannya dalam transaksi langsung, tanpa perlu repot membawa uamg tunai. Ini juga jauh lebih mudah daripada pilihan membayar menggunakan internet banking atau mobile banking.

Pada awal mobile banking dan internet banking muncul, produk keuangan nontunai itu menjadi primadona. Sistem perbankan elektronik dianggap sangat modern dan sangat memudahkan transaksi tanpa perlu ke ATM atau bank.

Tapi kini, survei yang dilakukan terhadap millennial menunjukkan bahwa kedua jenis produk tersebut justru sudah mulai ditinggalkan. Penyebabnya diduga karena munculnya produk yang lebih mutakhir yakni e-money dan e-wallet. 

Dengan produk-produk keuangan terbaru itu, para millennial tidak perlu lagi membawa token atau mengingat password. Mereka juga tidak perlu lagi melakukan serangkaian prosedur transaksi seperti pada internet banking dan mobile banking. 

Berdasarkan survei, persentase penggunaan mobile banking oleh millennial hanya 6,7 persen, sedangkan internet banking hanya 5,6 persen. Dari pola tersebut, terlihat kecenderungan perilaku transaksi keuangan millennial yang lebih nyaman bertransaksi secara digital atau gadget payment.

Meski tidak suka melakukan transaksi tunai, millennial tetap mengenal dan memiliki berbagai jenis produk keuangan. Bahkan yang paling banyak dimiliki adalah tabungan konvensional yakni sebanyak 80,2 persen millennial.

Asuransi kesehatan menempati posisi kedua sebagai produk keuangan yang paling banyak dimiliki, meski selisihnya jauh dengan tabungan konvensional. Asuransi kesehatan memiliki porsi 19,3 persen

Meski millennial paling malas untuk membawa uang tunai dalam jumlah banyak sehari-sehari dan memilih transaksi digital, ada pertimbangan khusus untuk transaksi-transaksi tertentu. Ketika membeli barang-barang yang membutuhkan pengecekan khusus. Mereka memilih untuk melakukan transaksi cash on delivery (COD) untuk memastikan barang yang dibeli tidak mengecewakan.