10 Tambang Emas Terbesar di Dunia, Ada dari Tanah Papua!

Emas menjadi salah satu sumber daya alam yang sangat berharga dan aset yang potensial untuk meningkatkan perekonomian sebuah negara. Sumber daya emas dikeruk oleh perusahaan-perusahaan pertambangan yang tersebar di banyak negara di dunia. Dalam setahun, perusahaan tambang emas bisa memproduksi ratusan, bahkan jutaan ons emas.
Ada beberapa tambang emas terbesar di dunia yang mampu mengeruk emas dalam jumlah fantastis. Namun, bagaimana pun emas merupakan sumber daya yang terbatas. Jika dikeruk terus menerus tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan dan lainnya, tentu lama kelamaan akan habis.
Melansir mining.com, berikut sepuluh tambang emas terbesar di dunia berdasarkan perkiraan jumlah produksi pada 2024 yang datanya dikumpulkan dari laporan perusahaan dan S&P Global. Simak selengkapnya di bawah ini!
1. Nevada Gold Mines (Amerika Serikat)

Nevada Gold Mines merupakan usaha patungan antara Barrick (68,5 persen) dan Newmont (38,5 persen) yang menjadi tambang emas terbesar di dunia hingga saat ini. Nevada Gold Mines memproduksi sekitar 2,69 juta ons emas pada 2024.
Nevada Gold Mines memiliki kompleks pertambangan emas yang terdiri dari 10 tambang bawah tanah dan 12 tambang terbuka di negara bagian AS bagian barat.
2. Muruntau (Uzbekistan)

Muruntau merupakan salah satu tambang emas terbesar milik perusahaan Navoi Mining & Metallurgical (NMMC) yang terletak di Gurun Kyzylkum, Uzbekistan. Tambang Muruntau diperkirakan memproduksi sekitar 2,67 juta ons emas pada 2024.
Selain itu, beberapa ahli geologi menyebut bahwa tambang Muruntau merupakan yang terbesar di dunia, dalam hal cadangan emas. Cadangan emas Muruntau diperkirakan mencapai 4.500 ton emas.
Proses penambangan di Muruntau kabarnya juga menggunakan sistem konveyor yang sangat panjang untuk mengangkut bijih emas dari dasar tambang ke fasilitas pengolahan.
3. Grasberg (Indonesia)

Tambang Grasberg terletak di Papua, Indonesia dan menjadi salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia. Grasberg merupakan perusahaan patungan antara Freeport McMoRan (48,76 persen) dan PT Mineral Industri Indonesia (51,24 persen). Grasberg diperkirakan memiliki produksi sebesar 1,86 juta ons emas pada 2024.
Tambang ini awalnya adalah tambang terbuka (open-pit) yang sangat besar, tetapi kini sebagian besar produksinya beralih ke tambang bawah tanah. Proses penambangan bawah tanah di Grasberg menggunakan metode block caving, yaitu dengan membuat rongga di bawah tanah dan membiarkan bijih runtuh secara alami sehingga memudahkan pengangkutan bijih ke fasilitas pengolahan.
4. Olimpiada (Rusia)

Olimpiada merupakan tambang emas yang terletak di sebelah utara Kota Krasnoyarsk, Rusia. Kawasan tambang emas Olimpiada dimiliki oleh perusahaan tambang emas terbesar di Rusia, yakni Polyus.
Olimpiada menjadi salah satu tambang emas terbesar di dunia dengan produksi lebih dari 1,4 juta ons emas sepanjang 2024. Perusahaan pengelolanya, Polyus, bahkan sukses melakukan buyback saham senilai 5,8 miliar dolar AS yang disebut dapat meningkatkan fleksibilitas keuangannya hingga masa mendatang.
5. Almalyk Complex (Uzbekistan)

Pada posisi kelima, nama Almalyk Complex di Uzbekistan muncul sebagai salah satu tambang emas terbesar di dunia saat ini. Tambang emas Almalyk dimiliki oleh Almalyk Mining and Metals Combine (AMMC), salah satu perusahaan tambang terbesar di Uzbekistan.
Pada 2024, tambang emas Almalyk Complex memproduksi sekitar 1,14 juta ons emas. Di tahun yang sama, perusahaan pengelola tambang Almalyk juga berencana melakukan ekspansi senilai 15 miliar dolar AS untuk meningkatkan produksi tembaga hingga 2030.
6. Batu Hijau (Indonesia)

Lagi-lagi dari Indonesia, tambang emas terbesar di dunia berikutnya adalah pertambangan Batu Hijau milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Pada 2024, tambang Batu Hijau diperkirakan memproduksi sekitar 1,01 juta ons emas.
Batu Hijau merupakan kawasan pertambangan terbuka (open-pit) yang menghasilkan tembaga dan emas. Meski demikian, komoditas emas di Batu Hijau sebenarnya merupakan produk sampingan dari pengolahan bijih tembaga yang menjadi komoditas utama tambang ini.
Saat ini, Batu Hijau menjadi tambang emas terbesar kedua di Indonesia setelah Grasberg. Amman Minerals, perusahaan pengelolanya, diketahui juga menjadi salah satu saham tambang paling bernilai pada 2023.
7. Kazzinc Consolidated (Kazakhstan)

Meski tak sepopuler nama lainnya, Kazzinc Consolidated termasuk salah satu tambang emas terbesar di dunia saat ini. Kazzinc Consolidated merupakan tambang emas milik Kazzinc Ltd. di Kazakhstan yang memproduksi sekitar 1 juta ons emas pada 2024.
Secara umum, tambang Kazzinc Consolidated memiliki komoditas utama berupa zinc. Selain itu, perusahaan ini juga berfokus pada komoditas lead, copper, emas, perak, hingga produk sampingan seperti selenium, kadmium, dan sulfure acid.
8. Ahafo (Ghana)

Ahafo merupakan salah satu tambang emas besar di Ghana yang memiliki produksi mencapai 798 ribu ons emas pada 2024. Tambang emas Ahafo dimiliki oleh Newmont yang menguasai 90 persen sahamnya dan pemerintah Ghana yang hanya memiliki 10 persen sisa sahamnya.
Saat ini, tambang Ahafo adalah satu-satunya pertambangan raksasa emas di Afrika. Perusahaan ini sudah aktif memproduksi sejak 2006 dan mengoperasikan tambang terbuka maupun bawah tanah.
9. Loulo Gounkoto (Mali)

Loulo Gounkoto adalah tambang emas di Mali yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Barrick sebesar 80 persen dan 20 persen sisanya dikuasai oleh pemerintah. Pada 2024, kompleks tambang Loulo Gounkoto memproduksi sekitar 693 ribu ons emas.
Untuk diketahui, kawasan tambang ini pernah terlibat konflik berkepanjangan dengan pihak berwenang di Afrika Barat. Alasannya ada dugaan pajak yang belum dibayarkan.
Konflik ini berawal dari undang-undang pertambangan Mali yang diperbarui pada 2023. Pembaruan UU tersebut meningkatkan kepemilikan pemerintah dalam usaha tambang.
10. Kibali (Republik Demokratik Kongo)

Kibali merupakan tambang emas terbesar kesepuluh di dunia yang terletak di Republik Demokratik Kongo. Tambang emas Kibali dimiliki oleh tiga pihak, yaitu AngloGold Ashanti (45 persen saham), Barrick (45 persen), dan Societe Miniere de Kilo-Moto (10 persen).
Tambang emas Kibali memproduksi sekitar 686 ribu ons emas sepanjang 2024. Bahkan, pada tahun tersebut, Barrick menyebut bahwa ada endapan emas baru yang besar di dekat kawasan tambang Kibali. Hal itu menambah potensi Kibali sebagai wilayah tambang dengan cadangan emas yang besar.
Demikianlah 10 tambang emas terbesar di dunia dengan jumlah produksi emas yang tinggi. Bagaimana pun, kelak sumber daya emas akan habis jika dikeruk dan dieksploitasi secara terus-terusan. Oleh sebab itu, penting bagi seluruh masyarakat di dunia untuk menjaga kelestarian bumi atas dampak negatif yang ditimbulkan dari berbagai aktivitas perusahaan pertambangan.