Tarif Robotika AS Dikritik, Dinilai Hambat Efisiensi

- Vention Inc. menghadirkan inovasi robotika untuk manufaktur AS dengan teknologi yang memungkinkan akses otomatisasi lebih mudah dan meningkatkan keselamatan kerja karyawan.
- Kebijakan tarif baru AS dikritik oleh Vention Inc. karena dianggap kontraproduktif dan berisiko memperlambat otomatisasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi produksi.
- Tarif baru tersebut dianggap akan menyulitkan produsen robot dan manufaktur di AS dalam jangka pendek, meskipun pemerintah memiliki tujuan jangka panjang untuk mengembangkan ekosistem mekatronika yang kompetitif.
Jakarta, IDN Times - Gelombang kritik muncul pada Sabtu (4/10/2025), terkait kebijakan tarif baru robotika yang diumumkan Presiden Donald Trump. Pemasok utama robotika untuk berbagai merek besar Amerika Serikat (AS) menilai langkah ini justru berpotensi menghambat efisiensi pabrik domestik.
Di tengah pesatnya upaya otomatisasi industri, sebuah startup di Montreal seperti Vention Inc. semakin diperhatikan atas inovasi mereka. Namun, kebijakan tarif yang diberlakukan sejak akhir September 2025 ini membuat pelaku manufaktur dan pemasok robotika menyoroti risiko terhadap pertumbuhan industri di AS.
1. Inovasi robotika untuk manufaktur AS
Vention Inc., startup robotika asal Kanada yang menyediakan perangkat untuk merek besar seperti Hershey dan 3M, memperkenalkan kombinasinya antara komputer bertenaga Nvidia dan perangkat keras yang dapat dirancang online serta dirakit seperti mainan Lego.
“Saya yakin perusahaan kami memegang sebagian solusi untuk membantu produsen Amerika meningkatkan produksi secara efisien," kata pendiri Vention, Etienne Lacroix, dilansir Yahoo Finance.
Teknologi yang dikembangkan memungkinkan perusahaan dari berbagai ukuran mengakses otomatisasi secara lebih mudah dengan robot kolaboratif yang dapat bekerja berdampingan dengan manusia di lini produksi.
“Dengan menghadirkan robot kolaboratif melalui mitra seperti Vention, kami tidak hanya mengurangi tugas manual dan berulang tetapi juga meningkatkan keselamatan dan kepuasan kerja karyawan,” ungkap perwakilan Hershey dalam pernyataan resmi.
2. Kritik Vention terhadap kebijakan tarif baru AS
Pemerintah AS memulai investigasi resmi terhadap impor robotika untuk mempertimbangkan pemberlakuan tarif baru dalam rangka meningkatkan manufaktur domestik. Namun, Lacroix menganggap kebijakan ini kontraproduktif.
“Langkah ini bisa bertentangan dengan tujuan mengembalikan manufaktur ke Amerika Utara, khususnya AS,” katanya, dilansir Financial Post.
Ketidakpastian ini datang di saat AS sedang menghadapi kekurangan tenaga kerja manufaktur dengan sekitar 465 ribu lowongan pekerjaan di sektor tersebut pada Juli 2025, serta gelombang pekerja yang memasuki masa pensiun. Tarif yang membebani peralatan robotika berisiko memperlambat otomatisasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi produksi.
3. Tantangan jangka panjang dan optimisme industri
Para ahli memperingatkan. meski tarif ini menyulitkan produsen robot dan manufaktur di AS, tujuan jangka panjang pemerintah adalah mengembangkan ekosistem mekatronika yang kompetitif. Namun, Stieler Technology, sebuah konsultan manufaktur, menilai dampak jangka pendek tarif ini akan memperlambat otomatisasi karena beberapa proyek mungkin menjadi tidak ekonomis.
Felix Brockmeyer, CEO perusahaan teknologi material, mengatakan bahwa tarif justru meningkatkan biaya bahan baku dan menghambat ekspansi manufaktur AS.
“Jika kami menanggung kerugian margin karena biaya yang lebih tinggi, kelayakan manufaktur di AS harus dipertanyakan,” kata Brockmeyer.