Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump: India Tawarkan Perdagangan Tanpa Tarif Impor

Pada 19 Maret 2016, Donald Trump mengadakan rapat umum di Fountain Park, Fountain Hills, Arizona. (Gage Skidmore, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Pada 19 Maret 2016, Donald Trump mengadakan rapat umum di Fountain Park, Fountain Hills, Arizona. (Gage Skidmore, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Pemerintah India menolak klaim Trump tentang kesepakatan perdagangan tanpa tarif impor untuk produk AS.
  • Menteri Luar Negeri India menyatakan bahwa perundingan perdagangan masih berlangsung, belum ada keputusan final.
  • India enggan memberikan konsesi tarif di sektor sensitif seperti pertanian karena tekanan politik dalam negeri.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim India menawarkan kesepakatan perdagangan tanpa tarif impor untuk produk-produk asal AS. Pernyataan itu disampaikan dalam pertemuan bisnis di Doha, Qatar, saat mengumumkan sejumlah kesepakatan dagang antara AS dan Qatar, termasuk pembelian pesawat Boeing. Namun, pemerintah India menanggapi bahwa klaim tersebut terlalu dini karena perundingan masih berlangsung.

Trump menyebut India sebagai salah satu negara dengan tarif impor tertinggi di dunia, seperti 70 persen untuk otomotif, 20 persen untuk peralatan jaringan, dan 80 persen untuk impor beras, yang menyulitkan ekspor AS.

“India adalah negara dengan tarif tertinggi—salah satu yang tertinggi di dunia. Sangat sulit menjual barang ke India, dan mereka telah menawarkan kami kesepakatan di mana, pada dasarnya, mereka bersedia benar-benar mengenakan tarif nol,” kata Trump, dikutip dari CNN International, Kamis (15/5/2025).

1. India tegaskan kesepakatan belum tercapai

ilustrasi negosiasi (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi negosiasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Menteri Luar Negeri India S Jaishankar menanggapi pernyataan Trump, mengatakan bahwa negosiasi perdagangan masih berlangsung dan belum ada keputusan final.

“Tidak ada yang diputuskan sampai semuanya diputuskan,” ujar Jaishankar, dikutip dari BBC, Kamis (15/5/2025). “Sampai itu terjadi, semua penilaian terhadapnya akan terlalu dini,” lanjutnya.

Kementerian Perdagangan dan Industri India belum memberikan komentar resmi hingga berita ini dibuat. India diketahui enggan memberikan konsesi tarif di sektor sensitif seperti pertanian karena tekanan politik dalam negeri.

2. Trump kaitkan tarif India dengan strategi Apple dan defisit dagang

ilustrasi logo Apple (pexels.com/Armand Velandez)
ilustrasi logo Apple (pexels.com/Armand Velandez)

Trump mengaitkan klaimnya dengan rencana Apple memindahkan sebagian besar produksi iPhone dari China ke India. Ia mengaku memperingatkan CEO Apple, Tim Cook, agar tidak berinvestasi di India karena tingginya tarif, tetapi menambahkan bahwa India kemudian menawarkan kesepakatan “tanpa tarif”.

“Saya tidak ingin dia membangun di India karena itu adalah salah satu negara dengan tarif tertinggi di dunia,” ujar Trump.

“Saya berkata, ‘Tim, kami memperlakukanmu dengan sangat baik. Kami menoleransi semua pabrik yang kau bangun di China selama bertahun-tahun. Kami tidak tertarik kamu membangun di India. India bisa mengurus dirinya sendiri’,” tambahnya.

Trump juga menuding tarif tinggi India sebagai penyebab defisit perdagangan AS sebesar 45,7 miliar dolar AS dari total perdagangan bilateral 190 miliar dolar AS pada 2024. Sebagai respons, ia memberlakukan tarif dasar 10 persen untuk seluruh impor AS dan tarif tambahan 26 persen untuk barang India, menyusul tarif 27 persen pada April lalu. Gedung Putih memperkirakan ekspor AS ke India bisa meningkat 5,3 miliar dolar AS per tahun jika hambatan dagang dihapus.

3. India pertimbangkan pendekatan 'zero-for-zero' dan target dagang besar

ilustrasi negosiasi (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi negosiasi (IDN Times/Aditya Pratama)

India tengah mempertimbangkan proposal perdagangan yang membebaskan 90 persen ekspor AS dari tarif sejak hari pertama dengan pendekatan “zero-for-zero”, kecuali sektor otomotif dan pertanian. Menurut pakar perdagangan berbasis Delhi, Ajay Srivastava, kesepakatan harus memastikan kesetaraan bagi kedua pihak.

Trump dan Perdana Menteri India Narendra Modi menargetkan perdagangan bilateral meningkat dua kali lipat menjadi 500 miliar dolar AS. India juga aktif menjalin perjanjian dagang lain, termasuk perjanjian perdagangan bebas senilai 100 miliar dolar AS dengan Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA) tahun lalu dan pakta dengan Inggris pekan lalu untuk memangkas tarif pada sektor seperti whisky dan otomotif. India juga sedang menegosiasikan perjanjian dagang dengan Uni Eropa.

Sementara itu, AS dan China baru saja sepakat memangkas tarif impor secara signifikan untuk 90 hari, dengan tarif AS turun dari 145 persen ke 30 persen dan tarif China dari 125 persen ke 10 persen untuk beberapa produk AS. Pekan lalu, Trump juga meneken kerangka negosiasi dagang dengan Inggris untuk membuka pasar bagi produk AS.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us