Uni Afrika Sebut Utang Negara Afrika Tembus Rp30.068 Triliun

- Utang negara Afrika mencapai Rp30.068 triliun
- Tingginya utang menghambat pembangunan di sektor kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur
- Uni Afrika mendorong aksi kolektif untuk mengatasi utang luar negeri dan IMF meminta Senegal untuk menentukan langkah tangani utang
Jakarta, IDN Times - Kepala Uni Afrika (UA), Mahamoud Ali Youssouf menyebut, utang negara-negara Afrika terus mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir. Utang ini disebut menjadi hambatan utama pembangunan di Afrika.
Sebelumnya, Ethiopia mengklaim telah berhasil menurunkan utang luar negeri hingga 80 persen. Dengan ini, Ethiopia diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri tanpa menambah utang luar negeri.
1. Tingginya utang menggerus pendapatan negara Afrika

Youssouf menyebut, utang negara-negara Afrika sudah menembus 1,8 triliun dolar AS (Rp30.068 triliun). Tingginya utang luar negeri membuat pendapatan negara Afrika terus menurun.
“Banyak pemerintahan di Afrika yang mengalokasikan pendapatannya lebih banyak untuk membayar utang luar negeri dibandingkan investasi sumber daya manusia. Sekitar 57 persen dari penduduk Afrika tinggal di negara di mana alokasi pembayaran utang lebih tinggi dibanding dana sosial,” tuturnya, dikutip dari Business Insider Africa.
Ia menyebut, pembayaran utang luar negeri di Afrika pada 2024 menembus 70 miliar dolar AS (Rp1.169 triliun). Alhasil, pembangunan di berbagai sektor penting, seperti kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur di negara-negara Afrika terhambat.
2. Dorong aksi kolektif untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Afrika

Youssouf mengungkapkan, utang luar negeri ini tidak hanya menjadi tantangan bagi Afrika. Namun, tingginya utang adalah bentuk dari kekurangan arsitektur finansial global.
“Sistem ini dibangun untuk dunia yang seharusnya tidak lagi ada, kebijakan dari mendapatkan keuntungan dari kredit ini menggunakan penyimpangan metrik dan mendorong ketimpangan struktural tanpa henti,” ujarnya, dilansir APA News.
Youssouf mengharapkan, pada acara G20 di Afrika Selatan dapat memberikan transformasi dan suara lebih untuk Afrika. Ia mengharapkan agar sesama negara Afrika saling berbagi tanggung jawab untuk memperbaiki ekonomi global.
3. IMF minta Senegal putuskan langkah tangani utang luar negeri

Pada hari yang sama, International Monetary Fund (IMF) menyebut, Senegal memiliki hak untuk menentukan bagaimana langkah membayar utang luar negeri. Sebab, negara Afrika Barat tersebut memiliki kerawanan tinggi terhadap utang.
Dilansir Africa News, Perdana Menteri Senegal, Ousmane Sonko mengatakan, pemerintahannya berupaya untuk merestrukturisasi utang luar negeri. Senegal tengah menghadapi kesulitan dalam pembayaran utang luar negeri yang sudah lebih dari 11 miliar dolar AS (Rp183 triliun).
Pada Agustus, Sonko sudah mengumumkan rencana pemulihan ekonomi Senegal. Ia berjanji untuk membiayai 90 persen dari inisiatif kebijakan baru lewat sumber daya ekonomi lokal dan menghindari tambahan utang luar negeri.


















