Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Uni Eropa Resmi Luncurkan Penyelidikan Subsidi Mobil Listrik China

ilustrasi (Unsplash.com/myenergi)

Jakarta, IDN Times - Uni Eropa (UE) secara resmi memulai penyelidikan dugaan subsidi ilegal mobil listrik China pada Rabu (4/10/2023). Presiden Komisi UE Ursula von der Leyen, bulan lalu telah mengumumkan akan melakukan penyelidikan tersebut, yang itu membuat marah China.

Beberapa bukti yang dimiliki oleh UE adalah, adanya pinjaman dengan suku bunga menguntungkan, pembebasan pajak dan komponen yang sangat murah bagi perusahaan China dari pemerintah Beijing. Jika ditemukan adanya praktik tidak adil, UE dapat mengenakan tarif mobil listrik China di atas tarif standar UE sebesar 10 persen.

Di sisi sebaliknya, Beijing mengeluh karena waktu sangat singkat yang disediakan UE untuk terlibat dalam konsultasi. Mereka mengatakan tidak puas dengan penyelidikan antisubsidi karena dinilai tidak memiliki bukti memadai dan tidak mematuhi aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

1. Bertindak tegas jika terjadi persaingan tidak sehat

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (Twitter.com/Ursula von der Leyen)

Dugaan subsidi ilegal mobil listrik China adalah untuk mencari tahu apakah ada tindakan praktik yang tidak adil. Ini untuk melindungi produsen UE dari banjir impor mobil China yang lebih murah, yang dapat manfaat dari subsidi negara.

Dilansir France24, UE pada Rabu secara resmi melakukan penyelidikan antisubsidi. Penyelidikan itu harus diselesaikan dalam waktu 13 bulan.

"Jika adanya subsidi dan kerugian yang diakibatkannya diketahui, penyelidikan akan memeriksa apakah penerapan tindakan tersebut tidak bertentangan dengan kepentingan UE," kata komisi UE dalam sebuah pernyataan.

Von der Leyen menegaskan penyelidikan akan dilakukan secara adil. Dia mengatakan, selama menemukan bukti upaya produsen mobil UE terhambat oleh persaingan tidak sehat, maka pihaknya akan bertindak tegas.

2. Ancaman perang dagang UE-China

Penyelidikan antisubsidi dilakukan atas dasar inisiatif komisi, bukan setelah ada keluhan resmi dari industri otomotif UE. Namun penyelidikan itu disebut dilakukan usai pemerintah Prancis memberikan tekanan dan berupaya memperkuat industri Eropa terhadap kendaraan listrik China yang berkembang.

Dilansir Politico, hal itu dikhawatirkan akan memicu perang dagang skala penuh. Ini karena Jerman sendiri, industri otomotifnya sangat terekspos terhadap pasar China sehingga Beijing dapat melakukan tindakan pembalasan.

Komisi Eropa dalam peyelidikan tersebut, berhak membuktikan apakah eksportir mobil menerima subsidi pemerintah China dalam jangka waktu tertentu, dan apakah subsidi tersebut merugikan industri Eropa.

Di Eropa, sektor otomotif merupakan sektor industri andalan. Sektor tersebut menyediakan lapangan kerja langsung dan tidak langsung bagi sekitar 14 juta orang Eropa.

3. Penyelidikan hambat pengembangan industri kendaraan listrik global

ilustrasi pabrik otomotif (Unsplash.com/Carlos Aranda)

Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan mengatakan, sangat tidak puas dengan penyelidikan antisubsidi tersebut. Hal itu karena tidak ada bukti yang memadai dan tidak mematuhi peraturan WTO.

Dilansir Reuters, pemerintah Beijing juga dikabarkan telah menegur UE atas penyelidikan antisubsidi. Pada Rabu, Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM) menyebut penyelidikan itu sebagai tindakan proteksionisme yang akan menghambat pertumbuhan industri kendaraan listrik global.

Beijing mendesak UE untuk menjaga stabilitas rantai pasokan global dan kemitraan strategis. Selain itu, mereka juga berharap diterapkan solusi perdagangan secara hat-hati antara dua pihak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us