Wamenkeu Klaim Pemulihan Ekonomi RI yang Tercepat di Asia

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia termasuk yang tercepat di kawasan Asia.
"Kami senang bahwa pada tahun 2021 kami meningkatkan perekonomian kami dan Indonesia termasuk negara dengan pemulihan ekonomi tercepat di kawasan Asia," kata Suahasil dalam US-Indonesia Investment Summit, Selasa (14/12/2021).
1. Berbagai indikator pulihnya perekonomian Indonesia

Suahasil mencontohkan pemulihan ekonomi Indonesia termasuk yang tercepat di kawasan Asia didasarkan sejumlah fakta peningkatan indikator perekonomian. Seperti Indikator aktivitas manufaktur Purchasing Managers Index (PMI) bulan Oktober 2021 57,2 meski menurun pada November menjadi 53,9.
"Dan juga konsusmi listrik mengarah naik dan kami harap ada rebound perekonomian di kuartal 2021," ujar Suahasil.
2. Target pertumbuhan ekonomi di kuartal IV

Dengan berbagai indikator perekonomian yang positif, Suahasil mengatakan Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2021 pada kisaran 3,5 sampai 4 persen meski Indonesia terdampak varian Delta pada Juli hingga Agustus lalu.
"Tentu saja penting untuk melihat ketenagakerjaan. Tingkat pengangguran sudah mulai menurun. Tetapi sangat penting untuk melihat saat ini bahkan kita memiliki pengangguran yaitu COVID-19 atau bahkan PHK karena covid-19. Ini juga sesuatu yang harus dilihat dengan sangat hati-hati," kata Suahasil.
3. Indonesia berharap bisa menekan defisit

Meski pemuliahan Indonesia terbilang cepat, namun menurut Suahasil hal itu berimplikasi pada kebijakan fiskal Indonesia. Di mana penanganan COVID-19 membuat defisit APBN pada tahun ini sebesar 5,2 sampai 5,5 persen. Untuk itu, pemerintah bertekad mengurangi defisit tersebut pada tahun depan.
Meski begitu, ia memproyeksikan defisit anggaran pada diperkirakan tetap di atas 3 persen.
"Dan di 2022 sangat penting bagi Indonesia karena secara fiskal ini merupakan tahun terakhir di mana undang-undang mengizinkan kita untuk mengalami defisit fiskal lebih dari 3 persen. Tapi di 2023 diharapkan sesuai Undang-Undang akan turun kurang dari 3 persen," ucapnya.