Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Harga Naik (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG menguat 37,62 poin atau 0,59 persen ke level 6.420,56 pada perdagangan Selasa pagi (12/1/2020).

Sebanyak 198 saham menguat, 34 saham melemah, dan 172 saham tidak mengalami perubahan. Volume perdagangan tercatat sebanyak 403.489 juta lembar saham dengan frekuensi tercatat 27.550 kali.

1. IHSG berpotensi melemah

Ilustrasi penurunan nilai saham. (IDN Times/Arief Rahmat)

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan, meski dibuka menguat namun secara teknikal IHSG berpotensi mengalami koreksi ataupun profit taking dalam jangka pendek. Kemudian investor mewaspadai kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia.

"Investor perlu mewaspadai akan kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia yang mencapai 9,000 kasus baru per hari. Selain itu Investor masih menanti beberapa data ekonomi yang akan dirilis," katanya melalui keterangan tertulisnya.

2. Potensi pelemahan terbuka lebar

Ilustrasi saham (IDN Times/Arief Rahmat)

Senada Kepala Riset IndoSurya Sekuritas Wiliam Surya Wijaya menyatakan, IHSG hari ini berpotensi melemah meski pergerakan IHSG pada hari ini masih menunjukkan kekuatannya dalam kenaikan jangka pendek.

"Namun potensi kenaikan terlihat sudah cukup terbatas sehingga potensi pelemahan IHSG semakin terbuka lebar, hari ini IHSG berpotensi terkoreksi," tegasnya.

3. Bursa AS ditutup melemah

Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (15/7/2020) (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Adapun Bursa Amerika Serikat ditutup melemah. Dow Jones ditutup 31,008.69 atau melemah 0,29 persen, NASDAQ ditutup 13,036.43 atau melemah 1,25 persen, S&P 500 ditutup 3,799.61 atau melemah 0,66 persen.

Dennies mengatakan,investor akhirnya menyadari bahwa valuasi saham sudah terlalu tinggi di tengah kasus COVID-19 yang terus meningkat dan kasus politik di AS.

"Hal ini terjadi setelah momentum mulai pudar dan sentimen peningkatan saham mulai jenuh beli. Saat ini investor di AS akan fokus pada perkembangan pemakzulan kedua pada Donald Trump," ujarnya.

Editorial Team