Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang pekerja migran membawa bayinya setelah ia tidak mendapat makanan gratis di luar Stasiun Kereta Howrah, Kolkata, India Rabu (25/3), saat lockdown nasional dalam membatasi penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Rupak De Chowdhuri

Jakarta, IDN Times - Pakar ekonomi dunia menyampaikan pandangannya terhadap peluang perekonomian India di tengah pandemik. Dalam World Economic Forum, Kamis, 16 Juli 2020 lalu, para pakar menyebut bidang-bidang yang bisa menjadi kunci dari perekonomian negara tersebut, termasuk IT dan agraria.

European Bank for Reconstruction and Development (EBRD), Beata Javorcik, mengatakan penggunaan IT menjadi salah satu kekuatan India. Hal itu sudah sejak masa-masa sebelum pandemik COVID-19 menerpa. Beata meyakini aspek ini juga dapat membantu kembali memperkuat ekonomi di India saat ini.

"Banyak perusahaan yang mengandalkan sistem IT mereka," kata Beata yang menjadi panelis dalam WEF secara daring lewat aplikasi Zoom pada Kamis, (16/7/2020). "Saya rasa diperlukan tambahan investasi di bidang IT. Baik di IT service, software, dan saya rasa itu akan baik untuk India," sambung dia 

Hal ini disampaikan para para pakar ekonomi dunia dalam World Economic Forum yang berlangsung secara daring lewat aplikasi Zoom pada Kamis, 16 Juli 2020 lal. Turut hadir sebagai panelis, Chief Economist UBS, Paul Donovan; Euroean Bank for Reconstruction and Development (EBRD), Beata Javorcik; Chief Economist JD.com, Jianguang Shen; Chief Economist Allianz, Ludovic Subran, dan Managing Editor World Economic Forum, Saadia Zahidi.

1. Pertanian bisa menjadi kunci dari perekonomian India

Suasana peron kosong di sebuah stasiun kereta saat diberlakukan lockdown oleh pemerintah, untuk mencegah penularan virus COVID-19, di New Delhi, India, Senin (23/3/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi)

Di sisi lain, Chief Economist UBS, Paul Donan, mengatakan pertanian bisa menjadi salah satu opsi pilihan India. Bidang pertanian di India menurut Paul memberikan dasar kuat bagi perekonomian negara ini. Meski dalam struktural sendiri masih ditemukan hambatan di bidang ini.

"Pertanian tetap menjadi bagian penting dari sektor perekonomian India. Sektor ini adalah sektor terbesar," kata Paul dalam paparannya.

2. Pemulihan ekonomi India lambat, bagaimana menghindari depresiasi Rupee?

Petugas kesehatan melakukan tes COVID-19 di New Delhi, India, pada 27 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi

Sementara itu Chief Economist Allianz, Ludovic Subran, menyebut India menjalani pemulihan yang terbilang lambat di tengah pandemik, termasuk dalam aspek ekonomi.

"Menurut saya, ini akan menjadi 18 bulan yang sulit untuk India. Sama seperti Brazil, Israel, Afrika Selatan," kata Ludovic.

"Pertanyaan besarnya adalah bagaimana menghindari depresiasi rupee," sambung Ludovic. Dia mengatakan bank India tengah melakukan segala daya upaya untuk merangsang ekonomi.

3. India negara dengan jumlah kasus terparah ketiga di dunia telah terapkan lockdown total

Istana Kepresidenan India saat pemberlakuan jam malam selama 14 jam untuk mencegah penularan virus COVID-19 di negara tersebut, di New Delhi, India, Minggu (22/3). ANTARA FOTO/ REUTERS/Anushree Fadnavis

Total infeksi di India per 17 Juli tersebut sudah mencapai satu juta. Kementerian Kesehatan juga melaporkan sebanyak lebih dari 25.000 orang meninggal dunia akibat terpapar virus corona. Angka kasus yang tinggi ini tidak lepas dari lonjakan penambahan kasus yang sangat signifikan.

Menurut pantauan India Today, hanya kurang dari tiga minggu, kasus COVID-19 di India melonjak dari setengah juta menjadi satu juta. Sementara, di awal pandemik, butuh waktu empat bulan bagi India untuk mencatat terjadi 500 ribu kasus positif COVID-19 pertama. 

India masih masuk ke dalam tiga besar negara yang memiliki penyebaran pandemik terbesar di dunia, setelah Amerika Serikat dengan 3,5 juta kasus dan Brasil dengan 2 juta kasus. Padahal pemerintah India memberlakukan lockdown total yang juga melumpuhkan perekonomian mereka. 

Editorial Team