4 Tips Memulai Investasi Tanpa Bingung Menentukan Instrumennya

- Tentukan tujuan keuangan dengan jelas, sesuaikan jangka waktu dan risiko investasi.
- Kenali profil risiko sendiri, tes profil risiko untuk mengetahui tipe investor.
- Mulai dari instrumen sederhana, seperti reksadana pasar uang atau deposito berjangka.
Banyak orang ingin memulai berinvestasi, namun sering kali bingung dalam memilih instrumen yang paling sesuai dengan kebutuhan dan juga tujuan keuangan masing-masing. Hal ini sebetulnya merupakan sesuatu yang wajar, sebab dunia investasi memiliki banyak sekali pilihan, mulai dari obligasi, emas, saham, reksadana, hingga deposito, sehingga masing-masing memiliki risiko dan potensi keuntungan yang berbeda-beda.
Kebingungan ini sebenarnya dapat diatasi dengan memahami berbagai langkah dasar sebelum benar-benar menaruh uang pada instrumen investasi tertentu. Berikut ini merupakan beberapa tips untuk memulai investasi tanpa bingung dalam menentukan instrumennya agar tidak sampai salah langkah.
1. Tentukan tujuan keuangan dengan jelas

Langkah pertama sebelum memutuskan instrumen investasi adalah dengan menetapkan terlebih dahulu tujuan keuangan yang ingin dicapai. Kamu bisa melihat apakah memang ingin menabung untuk dana darurat, persiapan pensiun, membeli rumah, stau sekadar menambah kekayaan, sebab semuanya akan memengaruhi pilihan instrumen.
Melalui tujuan yang jelas, maka kamu bisa lebih mudah dalam menyesuaikan jangka waktu dan juga tingkat risiko dari investasi yang dipilih. Contohnya, investasi jangka pendek biasanya lebih cocok untuk instrumen rendah risiko, sementara tujuan jangka panjang dapat diarahkan pada instrumen yang bisa memberikan berbagai potensi imbas hasil dengan nominal cukup tinggi.
2. Kenali profil risiko dari sendiri

Setiap orang memiliki toleransi risiko yang berbeda-beda dan hal ini sangat penting untuk dipahami sejak awal. Ada orang yang mungkin merasa nyaman dengan fluktuasi tajam pada saham, sementara yang lain lebih memilih stabilitas, meski memang imbal hasilnya tidak sampai terlalu besar.
Untuk mengetahui hal yang satu ini, maka kamu harus bisa melakukan tes profil kota risiko dahulu yang pada umumnya banyak tersedia di berbagai platform investasi. Hasilnya dapat membantumu untuk mengetahui apakah kamu termasuk ke dalam tipe investor konservatif, moderat, atau bahkan agresif ketika berinvestasi.
3. Mulai dari instrumen yang sederhana

Bagi pemula, tidak perlu langsung terburu-buru memilih instrumen investasi yang kompleks atau memiliki risiko yang cukup tinggi. Kamu bisa memulai dengan instrumen sederhana, seperti reksadana pasar uang atau deposito berjangka yang memang memiliki risiko lebih rendah dan juga lebih mudah untuk dipahami.
Dengan cara ini, setidaknya kamu bisa membiasakan diri untuk memahami mekanisme investasi tanpa merasa tertekan. Dengan risiko yang besar setelah terbiasa, maka kamu bisa secara bertahap mengeksplorasi instrumen lain yang mungkin lebih menantang seperti obligasi atau saham.
4. Manfaatkan edukasi dan riset sebelum memutuskan

Kesalahan umum pemula adalah berinvestasi hanya karena ingin ikut-ikutan tanpa melalui riset yang cukup. Padahal banyak sumber edukasi gratis atau berbahaya yang dapat membantumu untuk memahami seluk beluk terkait instrumen investasi yang akan dipilih.
Coba luangkan waktu untuk membaca artikel mengikuti seminar atau bahkan mencoba simulasi investasi yang tersedia. Dengan pengetahuan yang memadai, maka kamu akan lebih percaya diri untuk menentukan instrumen yang paling sesuai dengan kebutuhan finansialmu.
Memulai investasi tidak harus membingungkan, asalkan kamu mengetahui langkah-langkah dasarnya. Dengan menetapkan beberapa hal di atas, maka pejalan investasimu akan lebih terarah dan terukur. Semakin banyak yang kamu pelajari, maka semakin baik pula kemampuanmu dalam memilih instrumen yang tepat untuk berinvestasi!