Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Kesalahan saat Membagi Alokasi Aset Investasi, Jangan Diulangi!

ilustrasi investasi (unsplash.com/Dimitris Chapsoulas)
ilustrasi investasi (unsplash.com/Dimitris Chapsoulas)
Intinya sih...
  • Profil risiko pribadi harus dipertimbangkan dalam alokasi aset investasi, agar sesuai dengan usia, finansial, dan tujuan jangka panjang.
  • Diversifikasi aset penting untuk menghindari kerugian besar akibat penurunan nilai satu instrumen saja.
  • Jangka waktu investasi harus diperhatikan agar memilih aset yang sesuai dan meninjau ulang portofolio secara berkala.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pembagian lokasi aset investasi merupakan salah satu langkah penting dalam merencanakan keuangan untuk jangka panjang. Dengan alokasi yang tepat, maka kamu bisa mengurangi risiko, sekaligus memaksimalkan adanya potensi keuntungan yang sesuai dengan tujuan finansialmu.

Sayangnya ternyata masih banyak orang yang kerap melakukan kesalahan ketika membagi aset investasinya. Oleh sebab itu, perhatikan beberapa kesalahan umum berikut ini pada saat membagi alokasi aset investasi agar kamu bisa menghindarinya dan mendapatkan portofolio yang lebih seimbang di masa depan.

1. Tidak memahami profil risiko pribadi

ilustrasi investasi (unsplash.com/Dimitri Karastelev)
ilustrasi investasi (unsplash.com/Dimitri Karastelev)

Kesalahan pertama yang kerap dilakukan adalah mengabaikan profil risiko pribadi dalam membuat alokasi aset yang tersedia. Banyak orang terburu-buru untuk menempatkan dana pada instrumen investasi populer, namun tidak mempertimbangkan soal kemampuan dalam menanggung kerugiannya.

Padahal setiap orang memiliki batas toleransi risiko yang berbeda-beda, tergantung pada usia, finansial, hingga tujuan investasi jangka panjang. Dengan memahami profil risiko terlebih dahulu, maka kamu bisa memilih alokasi aset yang paling sesuai dan tetap merasa aman dalam berinvestasi.

2. Menaruh terlalu banyak pada satu jenis aset

ilustrasi saham (unsplash.com/Anne Nygård)
ilustrasi saham (unsplash.com/Anne Nygård)

Banyak investor pemula yang sering menaruh seluruh dana mereka hanya pada satu instrumen, seperti saham saja atau emas saja. Strategi ini jelas berbahaya karena jika aset tersebut anjlok, maka kerugian yang ditanggung bisa saja sangat besar tanpa adanya backup.

Diversifikasi menjadi kunci penting agar risiko dapat tersebar dan lebih merata. Setidaknya dengan berusaha menyebarkan aset pada beberapa instrumen berbeda, maka kamu bisa menjaga portofolio agar tetap stabil, meski salah satu investasi sedang mengalami penurunan signifikan.

3. Mengabaikan jangka waktu investasi

ilustrasi saham (unsplash.com/Ishant Mishra)
ilustrasi saham (unsplash.com/Ishant Mishra)

Kesalahan lainnya adalah tidak menyelesaikan alokasi aset dengan jangka waktu investasi yang telah ditentukan. Contohnya menggunakan instrumen jangka panjang, seperti properti untuk kebutuhan dana dalam waktu yang relatif dekat.

Jangka waktu ternyata akan sangat memengaruhi jenis aset yang sebaiknya dapat dipilih. Jika tujuannya untuk kebutuhan dalam 5 tahun, maka pilihlah aset yang lebih likuid dan stabil, bukan yang memang memiliki risiko tinggi atau bahkan sulit untuk dicairkan kapan pun diperlukan.

4. Tidak meninjau ulang portofolio secara berkala

ilustrasi investasi (pexels.com/StockRadars Co.,)
ilustrasi investasi (pexels.com/StockRadars Co.,)

Banyak orang mengira alokasi aset yang sudah dibuat sekali akan selalu relevan. Namun, nyatanya kondisi ekonomi, kebutuhan pribadi, hingga tujuan keuangan ternyata bisa mengalami perubahan seiring berjalannya waktu, sehingga hal inilah yang memang harus diperhatikan.

Meninjau ulang portofolio secara berkala ternyata merupakan langkah penting agar strategi investasi tetap sesuai dengan situasi terbaru. Dengan evaluasi secara rutin, maka kamu tetap bisa menyesuaikan komposisi aset, sehingga tetap terasa optimal dan aman.

Membagi alokasi aset investasi memang memerlukan perencanaan matang dan kesadaran akan berbagai risiko yang nantinya mungkin muncul. Dengan mengabaikan kesalahan-kesalahan umum di atas, maka kamu bisa memahami profil risiko dan melakukan diversifikasi dengan baik. Hal ini pun akan membuat portofolio menjadi terbangun dengan lebih sehat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

4 Cara Mengumpulkan Modal untuk Memulai Bisnis Sampingan

04 Sep 2025, 21:00 WIBBusiness