Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenali 5 Pola Finansial yang Diturunkan dari Orangtua, Relate?

ilustrasi finansial
ilustrasi finansial (pexels.com/Kaboompics)
Intinya sih...
  • Menabung tetap penting, tapi kamu juga perlu belajar mengalokasikan uang untuk hal-hal yang memberi nilai dan pengalaman.
  • Kerja keras tetap penting, tapi kerja cerdas lebih menentukan hasil.
  • Mulailah mengubah sudut pandang bahwa uang hanyalah alat, bukan sumber konflik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah gak kamu merasa kesulitan mengatur uang, padahal penghasilanmu sudah lumayan? Atau merasa bersalah setiap kali mau membeli sesuatu untuk diri sendiri? Bisa jadi, semua itu bukan karena kamu gak bisa mengatur keuangan, tapi karena kamu meniru pola finansial yang diwariskan dari orangtuamu sejak kecil.

Cara kita memandang uang sering kali terbentuk dari lingkungan tempat kita tumbuh. Ucapan seperti “uang itu susah dicari” atau “hemat pangkal kaya” mungkin terdengar biasa, tapi bisa membentuk mindset finansial yang kamu bawa sampai dewasa. Yuk, kita bahas lima pola finansial yang sering diturunkan dari orangtua dan bagaimana kamu bisa mengelolanya dengan lebih sadar.

1. Pola uang harus selalu dihemat

ilustrasi berhemat
ilustrasi berhemat (Pexels.com/Joslyn Pickens)

Banyak orangtua mengajarkan anaknya untuk selalu hemat. Prinsip ini memang baik, tapi kalau diterapkan secara ekstrem, kamu bisa tumbuh dengan rasa takut mengeluarkan uang bahkan untuk hal penting seperti kesehatan atau pengembangan diri. Kamu mungkin merasa bersalah setiap kali membeli sesuatu, seolah-olah pengeluaran kecil bisa bikin bangkrut.

Cobalah menyeimbangkan antara hemat dan mindful spending. Menabung tetap penting, tapi kamu juga perlu belajar mengalokasikan uang untuk hal-hal yang memberi nilai dan pengalaman berharga. Ingat, uang seharusnya membantu kamu hidup lebih baik, bukan membuat kamu takut menggunakannya.

2. Pola kerja keras adalah satu-satunya jalan

ilustrasi bekerja
ilustrasi bekerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Banyak dari kita tumbuh dengan nasihat bahwa kerja keras adalah kunci kesuksesan. Tapi, orangtua jarang membicarakan pentingnya kerja cerdas. Akibatnya, kamu bisa jadi terbiasa mengejar uang dengan tenaga dan waktu tanpa mempertimbangkan efisiensi, investasi, atau peluang pasif income.

Sekarang, zaman sudah berubah. Kerja keras tetap penting, tapi kerja cerdas lebih menentukan hasil. Kamu bisa belajar tentang investasi, membangun personal branding, atau menambah skill yang membuka peluang baru tanpa harus bekerja 24 jam.

3. Pola uang adalah sumber konflik

Ilustrasi konflik dengan pasangan
Ilustrasi konflik dengan pasangan (freepik.com/Queenmoonlite Studio)

Kalau kamu sering melihat orangtuamu bertengkar soal uang, kamu mungkin tumbuh dengan persepsi bahwa uang selalu membawa masalah. Pola ini bisa membuat kamu cenderung menghindari topik finansial atau sulit membicarakan uang dengan pasangan.

Mulailah mengubah sudut pandang bahwa uang hanyalah alat, bukan sumber konflik. Belajar komunikasi finansial yang sehat, baik dengan diri sendiri maupun orang lain. Dengan begitu, kamu bisa lebih tenang dalam membuat keputusan keuangan tanpa dibayangi rasa takut atau trauma masa lalu.

4. Pola menilai diri berdasarkan uang

ilustrasi menilai diri dari uang
ilustrasi menilai diri dari uang (Pexels.com/ Karola G)

Sebagian orangtua tanpa sadar menanamkan mindset bahwa nilai seseorang diukur dari seberapa banyak uang yang dimilikinya. Kamu mungkin tumbuh dengan dorongan untuk terlihat sukses secara materi, bahkan sampai lupa menilai kebahagiaan dari hal lain.

Kamu perlu menyadari bahwa uang memang penting, tapi bukan satu-satunya ukuran keberhasilan. Fokuslah membangun nilai diri lewat karakter, kompetensi, dan kontribusi. Dengan begitu, kamu gak akan mudah merasa rendah diri hanya karena saldo rekeningmu belum sebesar orang lain.

5. Pola tabungan adalah tujuan akhir

ilustrasi tabungan
ilustrasi tabungan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Banyak orangtua mengajarkan pentingnya menabung, tapi jarang menjelaskan tujuan dari tabungan itu sendiri. Akibatnya, kamu bisa terjebak dalam pola menabung tanpa arah dan gak tahu kapan uang itu sebaiknya digunakan untuk sesuatu yang produktif.

Sekarang saatnya mengubah mindset menabung menjadi mengatur uang untuk tujuan hidup. Buat rencana keuangan yang realistis, tabungan untuk dana darurat, investasi untuk masa depan, dan alokasi khusus untuk self reward. Dengan begitu, uangmu gak cuma diam di rekening, tapi juga bekerja untuk mewujudkan impianmu.

Pola finansial yang kamu miliki hari ini gak muncul begitu saja, sebagian besar terbentuk dari apa yang kamu lihat dan dengar sejak kecil. Tapi kabar baiknya, kamu bisa memilih pola baru yang lebih sehat dan sesuai dengan tujuan hidupmu.

Mulailah dengan mengenali pola mana yang kamu warisi, lalu perlahan ubah dengan kebiasaan finansial yang lebih sadar dan seimbang. Karena pada akhirnya, kamu bukan sekadar penerus pola lama, kamu adalah pencipta warisan finansial baru untuk dirimu sendiri dan generasi berikutnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us

Latest in Business

See More

Tambang Freeport yang Longsor Ditarget Beroperasi Maret-April 2026

15 Nov 2025, 08:50 WIBBusiness