BSI Salurkan Lebih dari 50 Persen Dana Penempatan Pemerintah

- Dana disalurkan untuk pembiayaan sektor UMKM, haji, umrah, dan rumah syariah.
- Penempatan dana difokuskan untuk memperkuat pembiayaan berbasis syariah
- BSI optimistis dana Rp10 triliun akan terserap penuh.
- BSI menjadi satu-satunya bank syariah yang menerima penempatan dana dari Kementerian Keuangan.
Jakarta, IDN Times — Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, menyatakan pihaknya telah berhasil menyerap lebih dari 50 persen dari total penempatan dana pemerintah sebesar Rp10 triliun. Ia juga memastikan dana tersebut telah tersalurkan secara maksimal ke sektor riil dan produktif, memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian.
“Kalau Pak Menteri ke kantor, nanti saya ceritakan. Pokoknya sudah lebih tinggi dari 50 persen. Tapi untuk angka pastinya, nanti ya,” ungkap Anggoro dengan penuh keyakinan di sela-sela acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 di Jakarta, Rabu (8/10/2025).
1. Aliran dana diharapkan beri dampak langsung ke ekonomi

Anggoro menjelaskan sebagian besar dana tersebut telah disalurkan untuk pembiayaan sektor UMKM, haji, umrah, serta pembiayaan rumah syariah dan pengembangan ekosistem ekonomi Islam.
Penempatan dana ini akan difokuskan untuk memperkuat pembiayaan berbasis syariah, tidak hanya untuk sektor UMKM, tetapi juga untuk mendukung pembiayaan haji dan umrah, serta memperluas ekosistem ekonomi syariah yang terus berkembang.
“Oh iya, UMKM yang terkait dengan ekosistem haji, umrah, ekonomi Islam, gadai, cicil emas, serta supply chain di PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) juga kami dukung. Selain itu, kami juga memiliki peluang untuk membiayai Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang terhubung erat dengan ekosistem kami,” jelas Anggoro.
2. BSI optimistis dana Rp10 triliun akan terserap penuh

Anggoro optimistis, dana tersebut akan tersalurkan sepenuhnya sebelum akhir tahun, memperlihatkan hasil yang lebih cepat dari yang diharapkan.
“Sebentar lagi habis, tidak sampai lama, sebentar lagi juga habis,” ujarnya.
Adapun BSI menjadi satu-satunya bank syariah yang menerima penempatan dana dari Kementerian Keuangan senilai Rp10 triliun. Langkah strategis ini diharapkan dapat memperluas akses pembiayaan bagi pelaku usaha kecil, sekaligus memperkuat likuiditas dan daya saing industri keuangan syariah di Indonesia.
Untuk mendukung pencapaian ini, BSI menargetkan akan menyalurkan Rp1 triliun per bulan dalam bentuk pembiayaan syariah kepada sektor-sektor produktif.
3. Penempatan dana Rp200 triliun akan dorong perputaran uang di masyarakat

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa optimistis penempatan dana sebesar Rp200 triliun di perbankan akan mendorong perputaran uang di masyarakat yang berujung pada percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, perputaran uang primer (M0) akan lebih cepat setelah dana tersebut masuk ke sistem perbankan, sehingga perekonomian akan semakin bergeliat.
"Saya baru lihat data pertumbuhan base money yang saya incar, itu sudah sekitar 13 persen dari sebelumnya 0 persen. Jadi, seharusnya ini jadi indikasi uang sudah mulai masuk ke sistem. Tinggal tunggu waktu saja," ujar Purbaya, Selasa (7/10/2025).
Purbaya menyampaikan dampak awal dari penempatan dana ini sudah mulai terlihat, salah satunya dari pertumbuhan kredit di Bank Mandiri yang meningkat menjadi 11 persen, dari sebelumnya 8 persen.
"Tumbuh sekarang hampir 11 persen kreditnya, dari sebelumnya 8 persen. Jadi ada pickup line, sudah naik. Itu bagus," kata Purbaya.
Adapun uang primer (M0) atau disebut juga base money atau uang primer, adalah uang yang dikeluarkan langsung oleh bank sentral (seperti Bank Indonesia) dan beredar di masyarakat atau disimpan di bank-bank umum dalam bentuk tertentu di antaranya uang kertas, logam dan uang yang disimpan di Bank- Bank di Bank Sentral, dalam bentuk giro wajib minimum (GWM), cadangan bank dan uang tunai yang ada di barankas bank.