Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Daya Beli Masyarakat Melemah, Gimana Dampaknya ke BSI?

Ilustrasi Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) (Dok. IDN Times)
Ilustrasi Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) (Dok. IDN Times)
Intinya sih...
  • Pembiayaan ritel masih tumbuh, menunjukkan pertumbuhan yang baik menjelang akhir semester I-2025.
  • BSI memperkuat basis pelanggan terhadap kelompok yang fokus ke nilai-nilai ekonomi syariah, seperti emas, haji, dan umrah.
  • DPK BSI tetap tumbuh sebesar 3,9 persen menjadi Rp8.756,5 triliun per Mei 2025 dengan upaya menekan cost of fund.

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) merilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2025 yang turun ke posisi terendah sejak September 2022. IKK per Mei 2025 berada di posisi 117,5, sementara pada April 2025 sebesar 121,7.

Pelemahan daya beli masyarakat juga terlihat pada data penjualan mobil nasional yang turun 15,1 persen pada Mei 2025 dibandingkan Mei 2024. Lalu, bagaimana dampaknya ke bisnis bank?

Direktur Sales & Distribution PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI, Anton Sukarna mengatakan, hingga saat ini perusahaan masih mencatatkan pertumbuhan pembiayaan yang bagus.

"Traction-nya masih growth lah, relatively tidak banyak terganggu," kata Anton kepada awak media di Jakarta, Senin (23/6/2025).

1. Pembiayaan ritel masih tumbuh

IMG_4597.jpeg
Direktur Sales & Distribution PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI, Anton Sukarna. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Selain itu, dia juga mengatakan, pembiayaan sektor ritel masih menunjukkan pertumbuhan yang baik menjelang akhir semester I-2025.

"Insyallaah, insyallaah. Kan kita masih positif kan, masih bagus," ucap Anton.

2. BSI bidik nasabah yang fokus ke nilai-nilai syariah

Produk BSI Gold. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Produk BSI Gold. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Untuk menjaga kinerja bisnis di tengah tantangan ekonomi global, BSI memperkuat basis pelanggan terhadap kelompok yang fokus ke nilai-nilai ekonomi syariah.

"Nasabah-nasabah yang memang fokus ke unique sharia value tadi. Makanya kita mau dorong terkait dengan emas. Dan juga terkait dengan haji dan umrah," tutur Anton.

3. DPK BSI tetap tumbuh

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyediakan uang tunai sebesar Rp42,88 triliun. (Dok/Istimewa).
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyediakan uang tunai sebesar Rp42,88 triliun. (Dok/Istimewa).

Dari sisi likuiditas perbankan, BI mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) per Mei 2025 sebesar 3,9 persen menjadi Rp8.756,5 triliun. Angka itu lebih rendah dibandingkan April 2025 yang tumbuh 4,4 persen.

Anton mengatakan, untuk menjaga DPK tetap tumbuh, BSI berupaya menekan cost of fund dengan mengembangkan layanan untuk nasabah yang mementingkan nilai-nilai syariah.

"Cost of fund yang kuat dari mana dapatnya?? Dari tadi itu, nasabah-nasabah retail," ucap Anton.

Adapun perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI dari segmen Islamic ecosystem mencapai Rp13 triliun, tumbuh 12,81 persen year to date (YTD).

Selain itu, segmen pendidikan Islam jenjang SD Sekolah Menengah hingga perguruan tinggi juga menyokong pertumbuhan 10,2 persen YTD dengan outstanding Rp4 triliun. Adapun socio bisnis dan organisasi Islam tumbuh 24,56 persen dengan pencapaian Rp5 triliun, serta penempatan dana dari travel haji khusus serta layanan Kesehatan Islam mencapai Rp3,2 triliun.

Di luar dana dari travel haji, BSI mengelola tabungan haji dengan outstanding saat ini Rp14 triliun atau sebanyak 5,8 juta rekening.

Selain Islamic ecosystem, bisnis emas BSI per April 2025 juga tumbuh. Tercatat, emas kelolaan BSI mencapai 18,34 ton terdiri atas BSI emas melalui BYOND 0,83 ton, gadai emas 7,3 ton dan cicil emas 10,2 ton.

Adapun volume transaksi mencapai 5,95 ton yang terdiri atas BSI Emas melalui BYOND by BSI 1 ton dan cicil emas 4,8 ton. Pertumbuhan BSI emas melalui BYOND by BSI di atas 100 persen secara month to date.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us