Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gaji Harus Rahasia atau Terbuka? Ini 4 Fenomenanya

Uang sedang digulung (pexels.com/Pixabay)

Di tempat kerja, gaji sering jadi topik sensitif yang jarang dibahas secara terbuka. Ada yang merasa gaji itu privasi, tapi ada juga yang menganggap transparansi bisa menciptakan keadilan. Perdebatan soal ini terus berkembang, terutama dengan tren salary transparency yang semakin populer di berbagai negara.

Beberapa perusahaan mulai menerapkan kebijakan keterbukaan gaji untuk mengurangi kesenjangan dan meningkatkan motivasi karyawan. Tapi, ada juga kekhawatiran kalau transparansi bisa memicu kecemburuan dan persaingan tak sehat. Jadi, sebenarnya, lebih baik gaji tetap rahasia atau terbuka? Simak empat fenomenanya berikut ini.

1. Mendorong kesetaraan gaji

ilustrasi uang dan handphone (pexels.com/Photo Source: Kaboompics.com)

Salah satu alasan utama salary transparency diterapkan adalah untuk mengurangi kesenjangan upah. Ketika semua orang tahu berapa gaji rekan kerja dengan posisi yang sama, perusahaan jadi lebih sulit memberikan bayaran yang tidak adil. Hal ini terutama berdampak positif pada kelompok yang sering mengalami diskriminasi, seperti perempuan dan pekerja minoritas.

Di sisi lain, keterbukaan gaji bisa memberikan tekanan bagi perusahaan untuk lebih transparan dalam sistem penggajian. Karyawan jadi lebih percaya bahwa gaji mereka diberikan berdasarkan kemampuan dan kontribusi. Dengan begitu, suasana kerja bisa lebih sehat karena tidak ada lagi kecurigaan soal ketidakadilan gaji.

2. Memicu ketidakpuasan di tempat kerja

pria menyendiri (pexels.com/Andrew Neel)

Meskipun transparansi gaji bisa meningkatkan keadilan, ada risiko munculnya ketidakpuasan di antara karyawan. Saat seseorang tahu bahwa rekan kerja dengan posisi serupa mendapat bayaran lebih tinggi, rasa iri dan demotivasi bisa muncul. Bahkan jika perbedaan gaji itu wajar karena pengalaman atau tanggung jawab yang lebih besar, tetap saja perasaan tidak adil sulit dihindari.

Selain itu, keterbukaan gaji bisa memicu tekanan bagi perusahaan untuk menjelaskan perbedaan upah yang ada. Jika tidak dikelola dengan baik, kebijakan ini justru bisa memperburuk atmosfer kerja. Bukannya lebih termotivasi, karyawan malah sibuk membandingkan gaji daripada fokus pada pekerjaan.

3. Meningkatkan daya saing di pasar kerja

wanita menggunakan laptop (pexels.com/Canva Studio)

Bagi pencari kerja, salary transparency bisa jadi keuntungan besar karena mereka bisa lebih mudah membandingkan tawaran dari berbagai perusahaan. Tanpa harus menebak-nebak, calon karyawan tahu apakah gaji yang ditawarkan sesuai dengan standar industri. Hal ini juga memaksa perusahaan untuk lebih kompetitif dalam memberikan kompensasi agar bisa menarik talenta terbaik.

Namun, bagi perusahaan, keterbukaan gaji bisa menjadi pedang bermata dua. Jika gaji yang mereka tawarkan lebih rendah dari kompetitor, mereka berisiko kehilangan karyawan berbakat. Ini bisa membuat perusahaan kecil atau startup kesulitan bersaing dengan perusahaan besar yang memiliki anggaran lebih untuk menggaji karyawan.

4. Mengubah cara perusahaan mengelola gaji

ilustrasi sekelompok remaja sedang berdiskusi (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Dengan adanya salary transparency, perusahaan tidak bisa lagi menentukan gaji secara sembarangan. Mereka harus memiliki sistem yang jelas dan transparan dalam menentukan kompensasi untuk setiap posisi. Ini membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam menyusun struktur gaji agar tetap adil dan kompetitif.

Di sisi lain, keterbukaan gaji juga menuntut perusahaan untuk lebih komunikatif dalam menjelaskan kebijakan pengupahan. Jika ada perbedaan gaji antar karyawan, perusahaan harus siap memberikan alasan yang logis dan bisa diterima. Dengan begitu, transparansi gaji tidak hanya soal angka, tapi juga soal kepercayaan antara perusahaan dan karyawan.

Secara keseluruhan, salary transparency punya kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Keterbukaan gaji bisa menciptakan keadilan, tapi juga berisiko menimbulkan ketidakpuasan. Bagi perusahaan, transparansi menuntut sistem penggajian yang jelas dan kompetitif. Jadi, keputusan untuk membuka atau merahasiakan gaji harus disesuaikan dengan budaya kerja dan kebijakan perusahaan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us